Perbankan Kucurkan Kredit Rp 5,61 Triliun dalam Sepekan
Herdaru Purnomo - detikFinance
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat hingga pekan kedua September 2010 kredit mengalami peningkatan sebesar Rp 5,61 triliun menjadi Rp 1.632,02 triliun.
Dengan demikian, selama tahun 2010 atau sejak Januari 2010 sampai minggu kedua September 2010 (year to date) kredit sudah meningkat sebesar Rp 201,81 triliun atau setara dengan 14,11%, dan secara tahunan (year on year) kredit tumbuh Rp 285,02 triliun atau 21,16%.
"Kredit tumbuh Rp 5,61 triliun secara year to date tumbuh 14,11% atau 21,16% secara year on year (yoy)," ujar Kepala Biro Humas BI, Difi A. Johansyah melalui pesan elektroniknya di Jakarta, Kamis (16/09/2010).
Difi mengungkapkan, peningkatan tersebut terutama bersumber dari kredit rupiah sebesar Rp 4,12 triliun dan kredit valas Rp 1,49 triliun. "Secara tahunan, pertumbuhan kredit rupiah tercatat sebesar 22,32%, sedangkan kredit valas lebih rendah yakni 14,5%," tuturnya.
Peningkatan kredit tersebut, lanjut Difi juga didukung oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) di mana selama sepekan DPK naik Rp 2,96 triliun. "Sehingga secara year to date DPK tumbuh 5,44% atau year on year sebesar 14,30%," jelasnya.
Suku Bunga Dasar Kredit Turun
Difi juga mengatakan spread suku bunga rupiah pada pekan yang sama sedikit menyempit dari 5,92% menjadi 5,88%. Hal ini disebabkan rata-rata Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) rupiah mengalami penurunan lebih besar dari rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan.
"Penurunan SBDK rupiah industri perbankan sebesar 7 bps disebabkan turunnya SBDK rupiah pada 3 kelompok Bank yakni Swasta, Bank Asing dan Campuran. Di mana tertinggi pada kelompok bank Swasta sebesar 14 bps," paparnya
Sementara itu kelompok bank BPD menaikkan suku bunganya sebesar 1 bps dan kelompok bank Persero tidak mengalami perubahan.
Turunnya rata-rata suku bunga deposito rupiah 1 bulan, menurut Difi terjadi pada hampir semua kelompok (kecuali bank campuran) di mana menyebabkan suku bunga industri perbankan turun sebesar 3 bps.
"Penurunan tertinggi terjadi pada kelompok bank swasta sebesar 17 bps. Sementara itu kelompok bank campuran menaikkan suku bunga sebesar 4 bps," jelasnya.
Pada instrumen valas, SBDK menunjukkan angka yang tetap sedangkan rata-rata suku bunga deposito valas 1 bulan turun. Turunnya rata-rata suku bunga deposito valas sebesar 2 bps terutama didorong oleh penurunan suku bunga pada kelompok BPD sebesar 17 bps.
"Lebih jauh, spread suku bunga rupiah tertinggi masih terdapat pada kelompok bank kecil sebesar 7,93 bps meski cenderung menyempit dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 8,37 bps. Sementara itu, spread suku bunga kelompok bank besar tetap terendah 5,14% dan kembali melebar dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang sebesar 5,07," ungkapnya.
Adapun spread suku bunga valas tertinggi masih pada kelompok bank kecil yakni 8,16 bps sedangkan yang terendah pada kelompok bank dengan total aset antara Rp 5-15 triliun yakni 3,31 bps, tidak berubah dari pekan sebelumnya.
Lebih lanjut Difi mengatakan, untuk suku bunga rupiah, kelompok bank kecil-menengah dan menengah-besar cenderung hanya merubah tipis SBDK rupiahnya sebesar 1 bps. Namun, perubahan yang cukup besar terjadi pada kelompok bank besar.
"Pada kelompok bank dengan total aset Rp 1 triliun terjadi penurunan SBDK rupiah sebesar 46 bps, sedangkan pada kelompok bank besar justru naik 9 bps. Kelompok bank besar cenderung menaikkan rata-rata suku bunga deposito 1 bulan rupiahnya, yaitu 7 bps dalam sepekan terakhir. Sementara kelompok bank lainnya cenderung menurunkan sekitar 1-2 bps," tukasnya.
(dru/dnl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar