Minggu, Desember 04, 2011

10 Bank Paling Rajin Kasih Kredit

Sabtu, 03/12/2011 15:16 WIB
10 Bank Paling Rajin Kasih Kredit  
Wahyu Daniel - detikFinance 

Jakarta - Total kredit yang dikucurkan perbankan di Indonesia sampai September 2011 mencapai Rp 1.739,27 triliun. Dari jumlah tersebut sebanyak Rp 1.312,981 (63,15%) dikuasai 10 bank. Bank apa saja?
Dari data Bank Indonesia (BI) yang dikutip detikFinance, Sabtu (3/12/2011) bank nomor satu terajin memberikan kredit adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dengan total kredit Rp 276,299 triliun atau 13,2% dari total kredit perbankan Indonesia.

Berikut daftar 10 bank yang paling rajin mengucurkan kredit:

  1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Rp 276,299 triliun (13,29% dari total kredit nasional)
  2. PT Bank Mandiri Tbk Rp 257,77 triliun (12,4% dari total kredit nasional)
  3. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Rp 175,571 triliun (8,44% dari total kredit nasional)
  4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rp 154,674 triliun (7,44% dari total kredit nasional)
  5. PT Bank CIMB Niaga Tbk Rp 118,684 triliun (5,71% dari total kredit nasional)
  6. PT Bank Danamon Indonesia Tbk Rp 85,643 triliun (4,12% dari total kredit nasional)
  7. PT Pan Indonesia Bank Tbk (Bank Panin) Rp 64,724 triliun (3,11% dari total kredit nasional)
  8. PT Bank Permata Tbk Rp 62,942 triliun (3,03% dari total kredit nasional)
  9. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Rp 59,295 triliun (2,85% dari total kredit nasional)
  10. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Rp 57,378 triliun (2,76% dari total kredit nasional)
Sepanjang Januari-September 2011 bank-bank umum di Indonesia meraup laba bersih Rp 56,74 triliun. Laba tersebut naik 31% dibandingkan periode yang sama di 2010 Rp 43,36 triliun.

Kenaikan laba perbankan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan operasional selama Januari-September 2011 yang sebesar Rp 287,634 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 258,489 triliun.

Pendapatan non operasional perbankan pada periode Januari-September 2011 juga naik menjadi Rp 104,49 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 87,09 triliun.

Jumlah kredit perbankan Indonesia pada periode tersebut mencapai Rp 2.079,61 triliun, naik dibandingkan periode yang sama di 2010 yang nilainya Rp 1.659,145 triliun.

Jumlah kredit di September 2011 didominasi oleh kredit rupiah senilai Rp 1.739,27 triliun, kemudian kredit valas Rp 339,98 triliun.

Total aset perbankan di Indonesia hingga September 2011 mencapai Rp 3.371,453 triliun, naik dari posisi September 2010 yang sebesar Rp 2.758,06 triliun.

(dnl/dnl)


http://finance.detik.com/read/2011/12/03/151600/1781827/5/10-bank-paling-rajin-kasih-kredit?f990101mainnews



Konsumen Akui Ketersediaan Lapangan Kerja Kian Terbatas

Minggu, 04/12/2011 12:40 WIB
Konsumen Akui Ketersediaan Lapangan Kerja Kian Terbatas  
Whery Enggo Prayogi - detikFinance 

Foto: dok detikFinance
Jakarta - Konsumen mengaku kondisi ekonomi tidak menunjukkan perbaikan. Menatap ekonomi enam bulan mendatang, tidak banyak proyek pemerintah yang berjalan sehingga membatasi ketersediaan lapangan kerja.
Hasil survei Bank Indonesia (BI) periode November 2011 menunjukkan, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) turun menjadi 124,2 dari periode Oktober 125,7. Indeks ekspektasi penghasilan enam bulan mendatang juga turun 2,9 poin menjadi 139. Hal ini terjadi seiring perkiraan turunnya omset usaha di semester mendatang.

Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja juga turun menjadi 106,6 poin, sedangkan indeks ekspektasi kegiatan usaha 126,9 turun 0,2 poin dari bulan Oktober lalu.

"Responden mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi tidak kunjung membaik, diikuti dengan berkurangnya proyek atau kegiatan pemerintah pada awal tahun, merupakan beberapa faktor yang membatasi ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang," tulis BI dalam survei Konsumen periode November 2011.

Responden yang pesimis tersebut adalah mereka dengan latar belakang pendidikan sarjana, dengan kelompok usia 20-40 tahun. 10 kota dari 18 kota yang disurvei menggambarkan optimisme yang menurun. IEK terbesar ada di Banjarmasin 18,6 poin, dan Padang 15,2 poin. 

Sementara, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di November turun 1,9 poin menjadi 114,3 akibat berkurangnya pembelian barang-barang tahun lama, dan besaran penghasilan yang diterima oleh responden.

Khusus pada ekspektasi penghasilan enam bulan mendatang, juga ikut menekan keyakinan konsumen atas kondisi ekonomi di November lalu.

Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) turun 2,3 poin menjadi 104,4. Ini disebabkan oleh melemahnya kenaikan penghasilan yang diikuti dengan penurunan pembelian barang-barang tahan lama, dengan kelompok responden berpengeluaran Rp 3-5 juta.

(wep/wep) 


http://finance.detik.com/read/2011/12/04/124016/1782078/4/konsumen-akui-ketersediaan-lapangan-kerja-kian-terbatas?f9911013

Ingin Kebal Krisis, RI Harus Bangun Infrastruktur

Kamis, 24/11/2011 17:20 WIB
Ingin Kebal Krisis, RI Harus Bangun Infrastruktur  
Herdaru Purnomo - detikFinance 

Jakarta - Standard Chartered Bank memproyesikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat di tahun 2012. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2011 diasumsikan bakal 6,5%, maka pada 2012 pertumbuhan ekonomi akan melambat di 6,0%.
Demikian diungkapkan oleh Managing Director dan Senior Economist Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan dalam paparan outlook ekonomi Indonesia di Hotel Mandarin, Jakarta, Kamis (24/11/2011).

"Pertumbuhan ekonomi RI akan melambat di 2012. Hal ini sebagai dampak dari perlambatan ekonomi dunia," kata Fauzi.

Ia menjelaskan, dengan melambatnya ekonomi dunia menyebabkan penetrasi ekspor Indonesia akan melambat. Sehingga, sambung Fauzi, pendorong ekonomi Indonesia yakni konsumsi dan investasi saja.

"Bukan dari ekspor namun lebih kepada konsumsi dan investasi," tuturnya.

Selain itu Fauzi memaparkan jika Indonesia ingin pertumbuhan ekonominya meningkat pesat bahkan mencapai 8%, cara satu-satunya adalah mengembangkan pertumbuhan infrastruktur.

Pada bagian lain Fauzi mengatakan Indonesia akan diuntungkan oleh besarnya arus aliran modal masuk di 2012. Hal ini dikarenakan Indonesia akan masuk pada level investment grade pada tahun depan.

"Sehingga banyak yang akan berinvestasi di Indonesia, ini peluang Indonesia untuk menggerakkan modal ke arah infrastruktur," jelas Fauzi.

Berikut prediksi Standard Chartered Bank soal Outlook Ekonomi RI di 2012 :

  • Pertumbuhan Ekonomi: 6%
  • Inflasi: 5%
  • Nilai tukar rupiah: Rp 8.400/US$
  • BI Rate: 6%

(dru/dnl) 


http://finance.detik.com/read/2011/11/24/172057/1775030/4/ingin-kebal-krisis-ri-harus-bangun-infrastruktur

Indonesia Tak Bisa Lari dari Dampak Krisis Eropa

Senin, 28/11/2011 15:30 WIB
Indonesia Tak Bisa Lari dari Dampak Krisis Eropa  
Nurul Qomariyah - detikFinance 

Ilustrasi (dok detikcom)
Singapura - Negara-negara Asia yang sangat bergantung pada ekspor akan terkena dampak serius dari krisis Eropa. Namun negara-negara yang lebih mengandalkan konsumsi domestik seperti Indonesia pun tak bisa luput dari dampak krisis Eropa.
Dampak krisis Eropa membuat Morgan Stanley memangkas pertumbuhan ekonomi kawasan Asia pada tahun 2012. Meningkatnya risiko krisis utang membuat Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia pada tahun 2012 hanya sebesar 6,9%. 

Angka proyeksi tersebut lebih rendah dari sebelumnya yang sebesar 7,3%. Ini adalah kedua kalinya dalam 3 bulan Morgan Stanley memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia.

"Sejak kami menurunkan proyeksi pertumbuhan regional pada Agustus 2011, kami secara konstan telah khawatir tentang meningkatnya risiko pelemahan pada pertumbuhan," demikian pernyataan dari Morgan Stanley seperti dikutip dari AFP, Senin (28/11/2011).

"Sebagai tambahan pada bukti-bukti lanjutan melemahnya permintaan domestik, lingkungan eksternal di Eropa, membuat kami lebih khawatir tentang proyeksi pertumbuhan kawasan," imbuh Morgan Stanley.

Dalam laporannya, Morgan Stanley menyawakan pemerintahan di Asia diperkirakan memulai kebijakan fiskal yang ditergetkan dan melonggarkan biaya pinjaman untuk mendorong pertumbuhan domestik. Morgan Stanley memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga secara terbatas di India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand pada tahun 2012.

Untuk negara-negara yang sangat tergantung pada perdagangan eksternal seperti Hong Kong, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Thailand lebih terekspos dari dampak pelemahan situasi global.

Bahkan untuk negara-negara dengan pasar domestik yang lebih besar seperti China, India, Indonesia juga tidak dapat luput dari risiko pelemahan eksternal ini.

Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi China mencapai 8,4% dibandingkan proyeksi sebelumnya 8,7%. India diprediksi tumbuh 6,9% dari proyeksi semula 7,4% dan Indonesia tumbuh 5,6% dibandingkan proyeksi sebelumnya 5,8%.

Dikatakan, dengan resesi yang melanda Eropa dan AS yang berjuang dengan pertumbuhan ekonomi, risiko-risiko pada proyeksi pertumbuhan ekonoi Asia masih condong pada pelemahan. Krisis di Eropa pun hingga hari ini belum menunjukkan tanda-tanda selesai, bahkan diprediksi akan menyebar ke Italia.
(qom/dnl) 


http://finance.detik.com/read/2011/11/28/153041/1777342/4/indonesia-tak-bisa-lari-dari-dampak-krisis-eropa

SBY: Krisis Eropa Menyeramkan

Jumat, 02/12/2011 13:10 WIB
SBY: Krisis Eropa Menyeramkan  
Rachmadin Ismail - detikFinance 

Foto: Setpres
Jakarta - Dampak dari krisis finansial yang melanda kawasan Eropa, bisa lebih menyeramkan dibanding krisis yang menghantam ekonomi AS pada tiga tahun silam. Sebelum memasuki tahun anggaran 2012, Presiden SBY menargetkan jajarannya bisa merumuskan langkah antisipasi yang mujarab dan komprehensif.

"Barangkali minggu depan ada policy respons dan action apa yang harus kita lakukan. Jangan sampai gelombang tsunami menyerang ekonomi kita. Ini adalah early warning, kita harus lakukan segala sesuatunya dengan benar," kata Presiden SBY.

Hal ini sampaikannya dalam pembukaan sidang kabinet paripurna, Jumat (2/12/2011). Sidang yang juga dihadiri Wapres Boediono, Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto dan Ketua Wantimpres Emil Salim ini berlangsung di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.

Krisis di Eropa merupakan salah satu topik yang didiskusikan Presiden SBY dengan Presiden Jerman, Christian Wulff kemarin. Presiden Wulff menyampaikan dampak dari krisis yang bermula di Yunani kemudian Italia dan Spanyol itu mulai menerpa Jerman dan Perancis yang kapasitas ekonominya jauh lebih kuat.

"Perkembangan situasi ekonomi yang terjadi di Uni Eropa terutama Euro Zone, memang menyeramkan. Kalau dulu epicentrumnya di AS, one single country, sekarang terjadi di suatu kawasan yang penting," ujar SBY.

Karena krisis melanda kawasan yang merupakan pemain penting ekonomi dunia, cepat atau lambat baik langsung maupun tidak, dampaknya akan dirasakan Indonesia. Sudah seharusnya semua pihak bergerak cepat mewaspadai dan bekerjasama memperkecil dampak buruk yang bisa terjadi seperti yang dilaksanakan ketika mengantisipasi krisis finansial AS pada 2008.

"Isu ekonomi meski makin kompleks, kita tangani dengan tepat dan berpedoman pada pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Kita punya MP3EI, mari jalankan benar dan konkret, bila ada kemacetan mari langsung diatasi. Di samping disiplin fiskal ada banyak yang bisa kita lakukan," papar SBY.

(mad/dnl) 


http://finance.detik.com/read/2011/12/02/131047/1781069/4/sby-krisis-eropa-menyeramkan?f990101mainnews

Jumat, November 25, 2011

BCA dan Mandiri Segera Migrasi ke Kartu Chip

Kamis, 13/10/2011 15:02 WIB
BCA dan Mandiri Segera Migrasi ke Kartu Chip  
Herdaru Purnomo - detikFinance 
 
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Mandiri Tbk menyatakan kesiapannya untuk mulai melakukan migrasi kartu debet dan ATM berbasis chip. Hal ini seiring dengan segera dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia (BI) mengenai standarisasi kartu debet dan ATM menggunakan chip yang diwajibkan selesai pada 2015.

"Kami siap dan akan melakukannya secara bertahap, di mana BCA memiliki kartu debet dan ATM sebanyak 9 juta kartu," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaadmadja di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2011).

Menurut Jahja, dari segi investasi sudah tidak ada permasalahan karena biayanya tidak begitu besar. Dikatakan Jahja, biaya penggantian per kartu hanya US$ 1-2.

"Yang jadi masalah adalah bukan dari biaya namun teknis penggantian kartu," kata Dia.

Pertama, Jahja menjelaskan diperlukan mesin pembaca di Electronic Data Capture (EDC) maupun di mesin ATM yang memerlukan perangkat tambahan untuk membaca chip dan magnetic stripe.

"Dalam waktu transisi kan mesin EDC dan ATM harus siap menerima 2 jenis kartu yakni Chip dan magnetic itu pasti butuh waktu," tuturnya.

Selain itu, sambungnya, adalah bagaimana mensosialisasikan nasabah untuk menukarkan kartu lamanya dengan chip yang baru.

"Kan banyak yang sudah pindah rumah kemudian ada data kontak nasabah yang berubah itu juga perlu waktu," kata Dia.

Ditemui ditempat yang sama, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) Zulkifli Zaini juga menyatakan sudah siap untuk migrasi kartu Debet dan ATM-nya ke chip.

"Kita ada 9 juta pemegang dan sudah siap," katanya.

Menurut Zulkifli, nantinya Bank Mandiri akan membaginya secara bertahap selama beberapa tahun. Hingga nantinya sebelum batas yang ditentukan akan selesai.

"Yang jelas sudah siap nanti dibagi menjadi beberapa tahap. Kan tidak mudah mengganti 9 juta nasabah itu," pungkasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyatakan surat edaran penggunaan kartu debet dan ATM berbasis chip akan segera dirilis.

Kurang lebih, satu sampai dua bulan ke depan surat edaran tersebut akan dikeluarkan.

Setelah surat edaran dikeluarkan bank wajib melakukan migrasi dan selesai di 2015. Atau pada 1 Januari 2016 seluruh kartu debet dan ATM harus berbasis chip.

(dru/ang) 


http://finance.detik.com/read/2011/10/13/150243/1743411/5/bca-dan-mandiri-segera-migrasi-ke-kartu-chip

Kamis, November 24, 2011

Saham-saham Super Murah Seharga Gocap, Layakkah Dikoleksi?

Rabu, 23/11/2011 07:35 WIB
Saham-saham Super Murah Seharga Gocap, Layakkah Dikoleksi?  
Angga Aliya,Whery Enggo Prayogi - detikFinance 

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus tumbuh. Meski sempat berfluktuatif, namun secara perlahan poinnya terus naik. Naiknya indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu disokong saham-saham blue chip berkapitalisasi besar. Saham-saham 'seksi' yang paling diburu investor, baik lokal maupun domestik.
Namun, di balik semua itu, ternyata masih ada saham-saham murah yang terlupakan investor. Harga saham emiten ini berada di level terendah Rp 50 per lembar. Hingga perdagangan Selasa (22/11/2011) kemarin, jumlahnya ada 16 emiten.

Sebanyak 16 saham ini tidak dilirik investor karena minim likuiditas dan memiliki kapitalisasi pasar yang rendah. Berdasarkan catatan akhir perdagangan saham Selasa (22/11/2011), 16 emiten yang nyaris tidak bergerak.

Saham-saham seharga gocap itu adalah:

  1. PT Asiaplast Industries Tbk (APLI),
  2. PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA),
  3. PT Bank Mutiara Tbk (BCIC),
  4. PT Davomas Abadi Tbk (DAVO),
  5. PT Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk (DSFI),
  6. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN),
  7. PT HD Capital Tbk (HADE),
  8. PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA).
  9. PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK),
  10. PT Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk (KBRI),
  11. PT Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP),
  12. PT Limas Centric Indonesia Tbk (LMAS),
  13. PT Lippo Securities Tbk (LPPS),
  14. PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI),
  15. PT Mitra Investindo Tbk (MITI),
  16. PT Rimo Catur Lestari Tbk (RIMO),
  17. PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB),
  18. PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA).

Meski murah, saham ini tetap tidak laku di pasar. Investor tentu berfikir pragmatis. Artinya, saat tidak ada peluang untuk mendapatkan keuntungan (imbal hasil/yield) investasi, jadi buat apa membeli saham-saham seharga permen tersebut.

Menurut Kepala Riset e-Trading Securities Bertrand Raynaldi, emiten seharga gocap ini kecil kemungkinan untuk naik pangkat. Mengingat dalam kondisi perekonomian yang baik, harga saham mereka sangat murah.

"Nah, saat ekonomi bagus saja harganya murah. Apalagi kalau sedang buruk? Kecil kemungkinan mereka akan menjadi saham bagus di kemudian hari," kata Bertrand kepadadetikFinance, Selasa (22/11/2011).

Atas studi yang pernah dilakukan eTrading, rata-rata emiten bersaham Rp 50 ini tidak memiliki good corporate governance memadai. Sehingga sulit untuk menganalisa rencana bisnis mereka karena tertutupnya akses ke publik, meski status perusahaan terbuka (Tbk).

"Mereka enggak punya GCG, bagaimana mau dilihat. Kalau memang saham bagus, enggak mungkin luput dari investor. Kita pernah dalami, tapi enggak bisa diakses. Corporate Secratary atau Investor Relation saja tidak ada," kata Bertrand.

Analisa sederhana yang bisa dilakukan investor, adalah mengamati sektor saham tersebut. Seperti pada FREN, yang masuk telekomunikasi. Pasca Smart Telecom masuk menjadi pemegang saham FREN, kinerja perseroan tetap datar.

"Saham telekomunikasi memang sedang enggak oke. Telkom saja enggak tidak naik, apalagi FREN yang ada di posisi bawah," tegasnya.

Hal yang nyaris sama disampaikan pengamat pasar modal, Felix Sindhunata. "Industri telekomunikasi memang tengah jenuh. Apalagi kinerja dia masih negatif. Jumlah sahamnya juga banyak banget. Posisinya tidak kuat, meski dia kuat di data," tutur Felix saat dihubungi detikFinance.

Felix mengaku, masih ada saham-saham lain yang berpotensi naik meski harganya rendah. Adalah PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Bakrie and Brothes Tbk (BNBR). Kedua saham ini memiliki likuiditas tinggi, terkait rencana bisnisnya.

BNBR berencana melakukan kuasi reorganisasi, yang dipercaya membawa kinerja positif ke depan. Sementara DEWA, perusahaan grup Bakrie berpotensi berkinerja apik dengan kontrak-kontrak pertambangan yang didapat dari anak usaha Bakrie lainnya.

"BNBR sama DEWA likuiditasnya lebih baik, tinggi. Ada dilihat prospeknya. Sementera yang lainnya belum. Namun kategori murah itu juga relatif. Bisa nilai intrinsik murah Rp 50-100 per lembar, namun tidak dengan valuasinya. Jadi harus dilihat satu per satu," imbuhnya.

Masih tertarik dengan saham gocapan?

(ang/qom) 


http://finance.detik.com/read/2011/11/23/073524/1773382/6/saham-saham-super-murah-seharga-gocap-layakkah-dikoleksi?f990101mainnews

Selasa, November 08, 2011

Gaji Rp 10 Juta Cuma Boleh Punya Kartu Kredit dari 2 Bank

Selasa, 08/11/2011 17:32 WIB
Gaji Rp 10 Juta Cuma Boleh Punya Kartu Kredit dari 2 Bank  
Herdaru Purnomo - detikFinance

Foto: dok.detikFinance


Jakarta
 - Bank Indonesia (BI) mengimbau nasabah bank dengan gaji di bawah Rp 10 juta per bulan untuk menggunakan kartu kredit dari 2 penerbit saja. Kartu kredit dari penerbit lain diminta segera ditutup.

Bank sentral memberikan kebebasan kepada nasabah untuk memilih kartu kredit maksimum hanya dari dua penerbit. Jadi bisa saja nasabah mempunyai lebih dari 2 kartu kredit, namun tidak boleh dari 3 atau lebih penerbit.

"Jadi ada kebebasan bagi pengguna kartu kredit untuk memilih penerbit mana atau bank mana yang dipilihnya. Kartu lainnya bisa segera ditutup," ungkap Direktur Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Ronald Waas di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (8/11/2011).

Dijelaskan Ronald, batas kepemilikan maksimal 2 penerbit kartu kredit ini berlaku dengan ketentuan di mana gaji atau penghasilan nasabah di bawah Rp 10 juta. Untuk penghasilan di atas Rp 10 juta tergantung penilaian bank.

"Jadi yang memiliki banyak kartu dari banyak penerbit itu harus lapor atau nanti ditutup semua kartunya atau dinyatakan tidak berlaku maka dari itu harus melapor dan memilih mana yang akan ditutup dan dipakai hal ini khusus yang berpenghasilan di bawah Rp 10 juta," paparnya.

Proses transisi persyaratan tersebut berlangsung sampai dengan 2013. Pertimbangan kartu mana yang harus ditutup diserahkan pada nasabah. "Kalau ada dispute, BI bisa jadi penengah," katanya.

Nantinya, informasi mengenai kredit tersebut akan tersambung antar penerbit kartu kredit. Batas plafon tiga kali pendapatan berlaku bagi seluruh kartu yang dimiliki pemegang kartu. Artinya, jika pada satu kartu kreditnya sudah menyentuh plafonnya, tiga kartu nasabah lainnya juga tidak bisa dipakai lagi.

Lebih jauh Ronald menyampaikan bank diberikan masa transisi hingga satu tahun sebelum 1 Januari 2013 berikut nasabahnya. Karena ketentuan maksimal kepemilikan kartu kredit akan berlaku di tanggal tersebut.

Berikut daftar penerbit kartu kredit :

  • ANZ Panin Bank
  • Bank Bukopin
  • Bank ICB Bumiputera
  • Bank Central Asia (BCA)
  • Bank CIMB Niaga
  • Bank Danamon Indonesia
  • Bank ICBC Indonesia
  • Bank Internasional Indonesia (BII)
  • Bank Mandiri
  • Bank Mega
  • Bank Negara Indonesia (BNI)
  • Bank Rakyat Indonesia (BRI)
  • Bank Permata
  • Citibank
  • The Hongkong & Shanghai Bank Corp (HSBC)
  • Bank OCBC NISP
  • Standard Chartered Bank
  • Bank UOB Buana
Seperti diketahui, Bank Indonesia mulai 2013 akan mengeluarkan aturan baru soal kartu kredit. Berikut poin-poin aturan baru yang akan segera dirilis tersebut:

  • Batas umur: Minimal 21 tahun/minimal 18 tahun bila sudah menikah (Berlaku 1 Januari 2013)
  • Batas gaji nasabah: Minimal Rp 3 juta (Belaku 1 Januari 2013)
  • Batas bunga: 3% perbulan (Berlaku 1 Januari 2013)
  • Plafon pinjaman: 3 kali gaji (berlaku 1 Januari 2013)
  • Kartu tambahan: Umur minimal 17 tahun atau sebelum 17 tahun tapi sudah menikah
  • Waktu penagihan: Diatur cara penagihan dan jadwal penagihan.
  • Penggunaan pin: minimal 6 digit (berlaku 1 Januari 2015)
  • Batas kepemilikan kartu: Gaji di bawah Rp 10 juta maksimal 2 penerbit. Di atas Rp 10 juta tergantung penilaian bank.
(dru/dnl)


http://finance.detik.com/read/2011/11/08/173202/1763148/5/gaji-rp-10-juta-cuma-boleh-punya-kartu-kredit-dari-2-bank?f990101mainnews

Daftar Bunga Kartu Kredit 20 Bank


Daftar Bunga Kartu Kredit 20 Bank

Saat ini bank menetapkan bunga kartu kredit rata-rata 3,5%, yang bikin gerah BI.

SENIN, 7 NOVEMBER 2011, 16:33 WIB
Umi Kalsum, Nur Farida Ahniar
VIVAnews - Bank Indonesia memperketat aturan penerbitan kartu kredit. Pengetatan tidak hanya menyangkut minimal penghasilan bulanan calon pemilik kartu sebesar Rp3 juta, tapi juga bunganya yang kini dianggap ketinggian.

Berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), bank menetapkan bunga kartu kredit di kisaran 2,68 persen sampai 5 persen per bulan. Nantinya dalam aturan baru BI yang akan diberlakukan Januari 2013, bunga kartu kredit maksimal hanya 3 persen per bulan.

General Mananger AKKI Steve Marta kepadaVIVAnews, Senin 7 November 2011, menuturkan, AKKI selalu mengumumkan daftar bunga kartu kredit terbaru dari 20 bank anggotanya. "Selama ini kan banyak yang menilai bunga kartu kredit tidak transparan, banyak nasabah yang tidak tahu, makanya kita umumkan," kata Steve.

Para pemilik kartu kredit bisa mengecek berapa bunga kartu kredit yang ditetapkan bank dengan melihat daftarnya berikut ini:

1. Danamon
- Retail 3,59%
- Tarik tunai 3,99%

2. ANZ
- Retail 4,75%
- Tarik tunai 5%

3. BCA
- Retail 3,25%
- Tarik tunai 3,25%

4. BII
- Retail 3,5%
- Tarik tunai 4%

5. BNI
- Retail 2,95%
- Tarik tunai 3,75%

6. Mandiri
- Retail 3,50%
- Tarik tunai 4%

7. CIMB Niaga
- Retail 3,75%

8. Pertama
- Retail classic 4,5%
- Retail gold 3,49%
- Retail platinum 3,5%

9. BRI
- Retail 2,68%
- Tarik tunai 3,25%

10. UOB Buana
- Retail 3,5%
- Tarik tunai 3,5%

11. Bukopin
- Retail classic 3,15%
- Retail gold 3,25%
- Retail platinum 3,35%

12. Mega
- Retail classic 3,6%
- Retail gold 3,5%
- Retail platinum 4%
- Tarik tunai 4%

13. Standard Chartered Bank
- Retail 3,59%

14. Citibank
- Retail 2,75 - 3,5%
- Tarik tunai 3,25 - 4%

15. Bumiputera
- Retail classic 3,75%
- Retail gold 3,5%
- Retail Platinum 3,5%

16. Panin
- Retail 3,25%
- Tarik tunai 3,5%

17. OCBC NISP
- Retail 3,5%
- Tarik tunai 4%

18. GE Finance
- Retail 3,75%
- Tarik tunai 4,25%

19. ICBC
- Belum ada

20. HSBC
- Retail 3,5%
- Tarik tunai 4%
(eh)
• VIVAnews