Daya Saing RI Masih Jauh Dibawah Malaysia
Suhendra - detikFinance
Jakarta - Meski Indonesia mengalami kenaikan peringkat daya saing (Global Competitiveness Report/GCR) 2010-2011. Namun jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Thailand apalagi Singapura, daya saing Indonesia masih jauh tertinggal.
Berdasarkan laporan GCR 2010-2011 yang dilansir olehWorld Economic Forum (WEF) yang berkantor di Jenewa, Swiss.
Daya saing Indonesia naik menjadi posisi 44 dari 144 negara dengan skor 4.43 dari posisi sebelumnya tahun 2009-2010 yaitu posisi 54. Indonesia sendiri berada dibawah langsung negara Barbados yang menempati posisi 43 dengan skor 4.45.
Daya saing negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia menempati posisi 26 dengan skor 4.88 atau turun dari GCI 2009-2010 yaitu posisi 24.
Negara tetangga Indonesia lainnya yaitu, Thailand berada di posisi 38 dengan skor 4.51 atau turun dari posisi 36. Brunai Darussalam masih diatas angin, posisi negara kerajaan ini menempati posisi 28 dengan skor 4.75 atau naik dari posisi sebelumnya yang hanya 32.
Sementara posisi Indonesia dengan negara Singapura terpaut sangat jauh, Singapura berada di posisi 3 dengan skor 5.48 bersaing ketat dengan Swedia yang menduduki posisi 2 yang sebelumnya di posisi 4 dan Swiss menduduki posisi 1 dengan skor 5.63, tetap bertahan dari tahun lalu.
Meski masih kalah dengan beberapa negara ASEAN lainnya, posisi Indonesia masih unggul dengan Vietnam yang menempati posisi 59 dengan skor 4.27, Vietnam mencatatkan sebagai negara yang melejit cepat daya saingnya. Vietnam naik peringkat dari posisi sebelumnya yaitu di level 75.
Sementara posisi Filipina berada di level 85 dengan skor 3.96 atau naik dari posisi sebelumnya 87. Negara baru lahir, Timor Leste berada di posisi 133 dengan skor 3.23 atau turun dari posisi 126.
Posisi Indonesia yang berada di ranking 44 dan merupakan salah satu negara dengan prestasi terbaik daya saingnya, yang naik peringkat sebanyak 10 tingkat. Kenaikan peringkat ini terutama disebabkan oleh kondisi makro ekonomi yang sehat serta perbaikan pada indikator pendidikan.
Indonesia berhasil mempertahankan kondisi makro ekonomi yang sehat bahkan di saat krisis ekonomi tengah berlangsung. Keberhasilan ini membawa Indonesia naik 18 peringkat dari sisi kesehatan makroeknomi ke posisi 34, ketika banyak negara mengalami defisit budget anggaran.
Terlepas dari kekurangan dan keunggulan dari negara-negara ASEAN lainnya, salah satu yang patut menjadi perhatian adalah kondisi infrastruktur Indonesia masih berada di posisi 82, mengenai jalan berada di posisi 84 dan ketersediaan pasokan listrik di posisi 97.
Selain infrastruktur, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah makin memburuknya kondisi kesehatan terutama yang berkaitan dengan tuberculosis (TBC), malaria dan tingginya angka kematian bayi yang merupakan yang tertinggi di dunia. Hal terakhir yang perlu diperhatikan juga oleh Indonesia adalah tingkat penggunaan ICT (informasi Komunikasi Teknologi) yang masih tetap rendah yaitu di posisi 103.
Perwakilan Indonesia, yaitu Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu telah dipilih menjadifounding member Advisory Board on Global Competitiveness WEF. Sebagai anggota Advisory Board (dewan penasehat), Mari memberikan masukan dalam GCR yang dikeluarkan setiap tahun oleh WEF. (hen/hen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar