BI Minta Bank Relakan Laba Turun Ketimbang Naikkan Bunga Kredit
Herdaru Purnomo - detikFinance
(Foto: Dok detikFinance)
Jakarta - Bank Indonesia (BI) meminta kepada industri perbankan untuk merelakan labanya turun untuk membantu menggerakan perekonomian Indonesia. BI mengharapkan perbankan tidak menaikkan suku bunga kreditnya sebagai dampak kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi sebesar 8%.
Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, S Budi Rochadi ketika ditemui disela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) KUR di Kantor Menteri Perekonomian, Lapangan Banteng Kamis (16/09/2010).
"Jika ada bank yang menaikkan suku bunga kreditnya amat sangat disayangkan, kita harapkan janganlah karena masih ada banyak cara lain," ujar Budi.
Ia mengatakan, jika menaikkan suku bunga kreditnya sebuah bank kan harus melihat suku bunga dana. Nah saat ini menurut Budi suku bunga dana perbankan sudah sangat rendah. "Selain menurunkan suku bunga kredit, bank bisa juga menurunkan premium risk karena di Indonesia saat ini keadaan perekonomian sudah stabil. Karena ada lembaga internasional yang menyatakan Indonesia sudah masuk ke Invetsment Grade," ungkap Budi.
Kemudian, sambung Budi, bank seharusnya juga sudah merelakan untuk menekan profit marginnya. Karena saat ini, Budi menuturkan profit margin perbankan cenderung masih sangat tinggi. "Untuk mengatasi kenaikan GWM maka bank bisa lebih hemat melakukan efisiensi, ya cara terakhir ya profit margin yang ditekan atau diturunkan," jelasnya.
Budi menghimbau kepada bank-bank agar dapat berkorban sedikit untuk Indonesia dengan menekan laba sedikit. "Ya itu sebenarnya tidak perlu dilakukan, karena masih ada cara-cara tadi. Namun sebagai upaya korban sedikitlah untuk Indonesia dengan menekan laba sedikit," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar