Krisis Semenanjung Korea
Wartawan Diminta Tinggalkan Pulau Yeonpyeong
Fitraya Ramadhanny - detikNews
Seoul - Para wartawan yang meliput ketegangan di perbatasan Korea Selatan diminta segera meninggalkan Pulau Yeonpyeong. Sementara China yang merupakan sekutu Korea Utara, diminta bersikap adil terhadap masalah dua negara Korea ini.
Kementerian Pertahanan Korsel telah menghubungi para wartawan di pulau yang hanya 3 km dari Korut itu. Mereka meminta para pewarta menyingkir karena situasi yang buruk. Demikian dilansir Reuters, Minggu (28/11/2010).
Sebelumnya, wartawan, warga Yeonpyeong dan polisi sempat berlindung di bungker atas perintah tentara. Hal ini menyusul terdengarnya suara artileri dari Korut.
"Tidak mungkin kami menjawab sesuatu yang merupakan rahasia militer," ujar seorang pejabat militer Korsel, mengomentari suara artileri yang terdengar dari Pulau Yeonpyeong.
Sementara Ketua DPR Korut akan berkunjung ke China. Sikap China yang adem ayem terhadap sekutunya itu pun mulai dikecam. Presiden Korsel Lee Myung-bak meminta China bersikap lebih fair terhadap krisis di semenanjung itu.
"Kami meminta China membantu perdamaian di Semenanjung Korea dengan mengambil posisi yang lebih fair dan bertanggung jawab dalam hubungan Korea Selatan-Utara," kata Lee.
Lee mengatakan Korut menyerang Korsel lantaran terungkapkan program pengayaan uranium Korut. Latihan perang gabungan AS-Korsel dimaksudkan sebagai ajang unjuk gigi terhadap ancaman Korut.
Marinir Korsel berjanji akan membalas ribuan kali lipat aksi bombardir artileri Korut yang menewaskan 2 tentara dan 2 warga sipil. Korut pun menyesal jatuhnya korban warga sipil Korsel, namun mereka berdalih rivalnya itu memakai tameng manusia di Pulau Yeonpyeong.
(fay/nvt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar