Kamis, November 11, 2010

Saham KS Melejit 49%, Negara 'Dirampok' Rp 1,2 Triliun dalam Sehari

Rabu, 10/11/2010 18:50 WIB
Saham KS Melejit 49%, Negara 'Dirampok' Rp 1,2 Triliun dalam Sehari
Angga Aliya - detikFinance



Foto: dok detikFinance
Jakarta - Negara dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) 'dirampok' hingga Rp 1,2 triliun oleh investor asing saat penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) perseroan hari ini.

Saham BUMN baja itu dijual dengan harga murah dan akhirnya dilepas saat harganya sudah menanjak naik sehingga asing mengantongi keuntungan margin yang signifikan. "Pergerakan harga saham KS menunjukkan perampokan sistematis melalui pasar modal terhadap BUMN tersebut (Krakatau Steel)," kata Ekonom Drajad Wibowo dalam pesan singkat yang diterima detikFinance, Rabu (10/11/2010). Krakatau melepas 3,15 miliar lembar saham di harga Rp 850 per lembar saham. Pada saat pembukaan bursa, harganya melesat jadi Rp 1.250. Seharusnya, harga saham KS ini bisa dilepas langsung di harga Rp 1.250 tersebut.

Dengan demikian ada selisih harga sebanyak Rp 400 per lembar. Jika dikalikan dengan jumlah saham yang dilepas, maka total selisihnya sekitar Rp 1,26 triliun. Drajad mengaku sedih saham Krakatau Steel yang dijual murah tersebut. Saking murahnya, sahamnya tersebut seolah diobral untuk kepentingan pihak asing.

"Siang tadi saya sedih melihat pergerakan saham KS. Setelah penutupan, sebagai rakyat Indonesia saya marah betul melihat lagi-lagi BUMN kita diobral murah. Omong kosong dengan prosedur yang katanya sudah benar," ujarnya.

Ia juga menuduh penjamin emisi sudah bekerja tidak baik dengan mengedepankan investor asing ketimbang lokal. Menurutnya, selama ini para underwriter menggangap para investor asing merupakan investor berkualitas, jauh berbeda dengan investor lokal yang hanya mencari keuntungan sesaat.

Namun, anggapan itu seketika sirna hari ini. Investor asing justru menjadi pihak yang memborong saham KS di awal perdagangan dan akhirnya melepas banyak-banyak saat harganya sudah naik menjelang penutupan bursa.

Pada penutupan Sesi I, saham KS langsung diburu investor lokal dan asing hingga harganya sempat melesat 47,05% ke Rp 1.250 per saham. Namun, investor asing tidak mau lama-lama memegang saham KS dan mencatat jual bersih (net sell) Rp 271,671 miliar.

Sampai penutupan bursa, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih saham KS senilai Rp 378,693 miliar. Kepemilikan asing di saham KRAS kini hanya tersisa 5% saja.

"Omong kosong underwriter mencari quality investor, asing dijatah 35 persen supaya memperoleh investor yang bagus. Buktinya Credit Suisse melepas saham dalam jumlah besar hari ini. Baru satu sesi saja investor yang membeli saham KS melalui Credit Suisse sudah mengeruk untung besar," jelasnya.

Ia meminta pihak yang berwenang bisa segera membongkar kejahatan melalui pasar modal tersebut. Semua orang yang terlibat dalam aksi korporasi ini, mulai dari pemerintah, penjamin emisi sampai perusahaan pelat merahnya harus diperiksa.

"Karena itu sebaiknya Presiden SBY memerintahkan pemberhentian Menteri BUMN, Sesmen BUMN, Deputi Restrukturisasi dan Ketua Bapepam selama pemeriksaan dilakukan," katanya.

Harga saham BUMN baja ini pada pencatatan saham perdana (IPO) hari ini langsung naik hingga sempat menyentuh level Rp 1.250 per lembar saham, naik 47,05%. Pada awal pembukaan perdagangan saham pukul 09.30 JATS hari ini, meningkat menjadi Rp 950 dari penetapan harga sebelumnya, yakni Rp 850 per lembar.

Hingga pukul 9.48 waktu JATS, saham emiten pelat merah ini bergerak di kisaran Rp 1.180 per lembar saham Sampai penutupan bursa, harga saham KS ditutup Rp 1.270 naik 49,41% atau setara Rp 420.
(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar