VIVAnews - Indonesia dan Jepang sepakat mengarap proyek Metropolitan Priority Area (MPE), yang nantinya bakal mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Armida S Alisjahbana menuturkan, pembangunan tersebut akan difokuskan di Pulau Jawa bagian barat dan Sumatera bagian timur. Nantinya, pembangunan juga akan menjangkau Indonesia bagian timur.
"Pada Desember nanti, dalam acara Bali Democracy Forum akan ditandatangani MPEMemorandum of Cooperation," kata dia di Jakarta, Jumat 19 November 2010.
Sebab, ia menambahkan, rencana tersebut sudah dibicarakan dalam forum Kerja Sama Ekonomi Negara Asia Pasifik (APEC) dan pertemuan bilateral Indonesia-Jepang di Yokohama beberapa waktu lalu.
Pertemuan bilateral yang dipimpin Wakil Presiden Boediono itu melibatkan Keidanren atau Kamar Dagang Jepang, Japan International Cooperation Agency (JICA), Japan Bank for International Cooperation (JBIC), serta para ahli ekonomi perkotaan dari Yokohama University.
Armida mengakui, inti dari pertemuan bilateral tersebut adalah adanya minat yang tinggi dari pihak swasta Jepang untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi itu terutama dalam bidang infrastruktur, yaitu public works, transportasi, energi, perumahan, serta information and communications technology (ICT).
"Sedangkan yang menjadi pembahasan dalam pertemuan bilateral Indonesia-Jepang yaitu pembangunan infrastruktur kota-kota metropolitan," kata dia.
Kenapa kami harus belajar pada Jepang? Armida menuturkan, karena Jepang memiliki kota-kota besar seperti Tokyo, Yokohama, dan lainnya. Selain itu, negara tersebut membangun kota besarnya secara terintegrasi dengan konsep pengembangan simpul-simpul (satelit-satelit).
Di proyek MPE, dia melanjutkan, nantinya akan ada simpul-simpul (pelabuhan, jalur kereta api, daerah produksi, jaringan, perkantoran, fasilitas, dan sarana prasarana lain) yang semuanya terhubung secara terintegrasi, efektif, dan efisien dengan sistem transportasi publik.
Armida menambahkan, pembangunan kota dalam proyek MPE seperti Tokyo dan Yokohama merupakan keinginan atau cita-cita sejak lama. Sejak 50 tahun lalu telah dipikirkan.
Selain itu, mengenai mekanisme investasi, khususnya infrastruktur perkotaan, akan menjadi tantangan bagi Indonesia. Apalagi, Indonesia memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi dan pertumbuhan daerah yang cepat untuk menjadi perkotaan. "Yang harus dipikirkan ialah bagaimana membangan sarana dan prasarana perkotaan," kata dia.
Armida mengakui masalah pendanaan infrastruktur perkotaan turut menjadi tantangan ke depan. Tentunya, jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tidak mencukupi.
Menurut Armida, dengan adanya kerja sama tersebut, Indonesia bisa memperoleh ilmu dari Jepang dalam investasi infrastruktur perkotaan. Nantinya, tidak harus pemerintah yang mengelolanya, karena untuk tahap operasional dapat dikelola swasta.
Sayangnya, mengenai konkret berapa nilai investasi dalam proyek MPE tersebut, Armida belum bisa mengatakan secara detail. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar