KOMPAS.com – Tiga hal yang membuat rakyat Portugal akhirnya turun ke jalan, berunjuk rasa. Baru-baru ini, pemerintah Portugal mengeluarkan tiga rencana terkait penghematan anggaran negara. Ketiganya, sebagaimana warta AP dan AFP pada Rabu (24/11/2010) yakni pemotongan gaji, pembekuan pensiun, dan penaikan pajak.
Nah, kini, pemerintah Portugal pun terkena getah kebijakannya itu. Pemogokan besar-besaran sedang berlangsung di Portugal dan mulai terasa dampaknya di bidang transportasi, industri, dan pendidikan. "Jumlah karyawan yang dikerahkan untuk mengikuti pemogokan ini luar biasa," kata Manuel Carvalho da Silva, salah seorang pengurus serikat buruh.
Organisasi buruh mengatakan layanan bank, media, dan pasokan bahan bakar akan lumpuh. Aksi ini digelar untuk memprotes program penghematan pemerintah.
Pertama
Ini adalah untuk pertama kalinya dalam kurun 20 tahun sektor swasta dan para pegawai pemerintah melancarkan aksi mogok bersama.
Namun, para wartawan mengatakan kecil kemungkinan aksi ini akan menyurutkan langkah pemerintah setelah partai oposisi utama mengatakan tidak akan menjegal langkah pemerintah. Menurut pihak pemerintah, kebijakan tersebut dilakukan untuk menghadapi krisis utang.
Pemerintah berharap bisa mengurangi defisit dari 7,3 persen menjadi 4,6 persen dari GDP untuk tahun depan melalui serangkaian kebijakan seperti menaikkan pajak dan mengurangi belanja.
Nyatanya, produktivitas Portugal tidak bisa ditingkatkan sejak menggunakan mata uang euro. Menurut hemat beberapa pengamat, euro sekarang memiliki nilai tukar yang tidak realistis. Portugal yang dulu merajai sektor tekstil dan sepatu sekarang harus menyerah karena tidak mampu bersaing dengan pemain baru seperti China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar