VIVAnews - Pemerintah Irlandia resmi meminta pinjaman keuangan dari Uni Eropa (UE) dan Dana Moneter Internasional (IMF). Langkah ini terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan negara itu dari ancaman kebangkrutan akibat krisis di sektor perbankan.
Permohonan pinjaman darurat disampaikan Perdana Menteri Irlandia, Brian Cowen, Minggu 21 November 2010. Dia mengatakan pemerintahnya juga akan melakukan pengurangan anggaran dan menaikkan pajak untuk mengatasi krisis ekonomi di negaranya.
“Saya ingin memastikan kepada rakyat Irlandia bahwa kita memiliki masa depan yang cerah di depan kita,” ujar Cowen seperti dikutip kantor berita Associated Press.
Permohonan ini disambut baik oleh menteri-menteri keuangan Uni Eropa, Bank Sentral Eropa serta IMF yang mengatakan bahwa kesepakatan utang akan berperan besar dalam stabilitas sistem perbankan dan ekonomi Irlandia serta Eropa.
Selain UE dan IMF, Cowen juga mengatakan bahwa Inggris dan Swedia telah sepakat untuk memberikan utang bilateral kepada Irlandia. Dana itu diperlukan pemerintah Irlandia untuk menyelamatkan sektor perbankan.
Menteri Keuangan Irlandia, Brian Lenihan, mengatakan bahwa pinjaman tersebut akan menjadi dana kontingensi yang memungkinan bank di Irlandia untuk meminjam uang ke pasar terbuka lagi.
Lenihan mengatakan bahwa Irlandia akan meminta pinjaman kurang dari 100 miliar euro dari UE dan IMF. Pemerintah Irlandia juga berencana untuk memotong anggaran hingga enam miliar euro sebelum rapat anggaran 7 Desember nanti. Untuk empat tahun ke depan, Irlandia berencana berhemat sebesar 15 miliar euro dari anggarannya.
Pemerintah Irlandia telah menyuntikkan dana miliaran euro ke beberapa bank untuk membuat mereka tetap beroperasi. Sejumlah bank bahkan telah dinasionalisasi. Pengamat mengatakan bahwa Irlandia tidak memiliki pilihan lain selain menerima bantuan dari luar.
“Situasinya seperti ini: jika tidak ada uang, kita tidak dapat membayar. Dan memang tidak ada uang, maka itu IMF datang. Jika kita punya uang, mereka tidak akan ada disini. Reputasi pasar finansial kita telah terpuruk dan kita harus membangunnya lagi,” ujar pengamat ekonomi David McWilliams.
Irlandia sempat dikenal sebagai "Macan Eropa" karena mengalami pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan selama 1995-2007. Namun, situasi itu berubah menjadi krisis mulai 2008.
Saat itu, menurut riset Quarterly Economic Commentary pada 2009, tingkat produk domestik bruto Irlandia mengalami kontraksi sebesar 14 persen dan tahun ini tingkat pengangguran melonjak jadi 13 persen.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar