VIVAnews - Masyarakat di kawasan lereng Merapi saat ini praktis hidup dalam serba keterbatasan akibat letusan Gunung Merapi. Begitu pula dengang lokasi wisata yang ada di lereng merapi telah rusak parah akibat erupsi merapi sehingga praktis tidak akan lagi menarik untuk dikunjungi.
Namun demikian hal ini tidak menyiutkan semangat dari Pemkab Sleman, DI Yogyakarta untuk terus menggerakkan ekonomi masyarakat lereng Merapi. Pemkab akan mengembangkan lava tour yang tentunya akan cukup menarik bagi masyarakat yang selama ini hanya melihat lava ataupun material merapi dari televisi maupun membaca surat kabar.
"Tentunya wisata lava tour ini akan dilakukan manakala Merapi dalam kondisi normal. Untuk saat ini hal itu belum dapat dilakukan karena Merapi masih berstatus awas dan masih dalam masa tanggap darurat," kata Komandan Tanggap Darurat Merapi Kabupaten Sleman, Widi Sutikno, Minggu 21 November 2010.
Widi menyatakan bahwa sumber penghidupan masyarakat di lereng Merapi adalah pertanian dan perternakan. Dengan adanya erupsi Merapi harapan untuk mendapatkan hasil dari pertanian ataupun peternakan sangat kecil. Sehingga perlu ada alternatif lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Ketika bandara dibuka sudah menunjukkan Yogyakarta aman untuk dikunjungi. Ini sinyal positif bagi masyarakat Sleman untuk menerima kunjungan wisatawan meski mereka tidak boleh masuk pada zona rawan Merapi," ujarnya.
Daerah yang saat ini sangat potensial untuk dikembangkan wisata lava adalah kawasan Manggung, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Di lokasi tersebut lava dingin yang terbentuk dari erupsi Merapi mencapai ketinggian 20 meter sehingga cocok untuk dikembangkan wisata lava tour.
"Namun yang utama saat ini adalah bagaimana meggeliatkan kembali ekonomi masyarakat korban erupsi Merapi dan melewati masa tanggap darurat," ujarnya.
Sementara itu Pengelola Kebun Raya dan Kebun Binatang (KRKB) Gembiraloka membebaskan pembelian tiket masuk kepada anak-anak korban erupsi Gunung Merapi hingga 30 November 2010. Kebijakan ini menjadi bentuk kepedulian dan memberi hiburan kepada para korban.
"Ini sebagai bentuk kepedulian pengelola KRKB untuk meringankan beban masyarakat dan memberikan hiburan kepada anak-anak korban erupsi Merapi yang saat ini tinggal di barak-barak pengungsian lebih dari 2 pekan," ujar Manajer Marketing KRKB Gembiraloka, Dyah Tjondro Kusumaningrum.
Dyah mengatakan kunjungan wisatawan selama erupsi Gunung Merapi, mengalami penurunan drastis dari 600 orang setiap hari menjadi 100-200 orang saja. Padahal hingga akhir tahun menargetkan jumlah pengunjung satu juta orang.
"Kita menargetkan tahun 2010 ini jumlah pengunjung (KRKB) mencapai 1 juta orang, namun dengan adanya erupsi Merapi ini banyak rombongan wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke KRKB," ujarnya.
Sementara itu kunjungan wisata yang meningkat justru terjadi di kawasan Pantai Selatan Yogyakarta, seperti Pantai Parangtritis, Pantai Depok, dan Pantai Kuwaru di Kabupaten Bantul.
Ribuan wisatawan memadati ketiga obyek wisata yang ada di Kabupaten Bantul itu, baik wisatawan yang bersifat keluarga, rombongan dengan beberapa unit bus atau yang menggunakan sepeda motor.
"Kondisi Pantai Selatan Bantul saat ini cukup kondusif, gelombang cukup landai sehingga aman untuk dikunjungi," kata Taufi M Faqi, Sekretaris Tim Sar Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, DIY.
Bagi wisatawan yang hanya ingin menikmati keindahan pantai dan pegunungan dapat berkunjung ke Pantai Parangtritis. Sedangkan wisata yang ingin menikmati pantai dan kuliner laut dapat mengunjungi Pantai Depok dan Pantai Kuwaru.
"Ketika kawasan wisata di lereng Merapi ditutup karena masuk zona rawan erupsi Merapi, wisata pantai dan wisata kuliner pantai dapat menjadi alternatif lain untuk mengisi hari libur. Kondisi pantai saat ini juga cukup aman," ujarnya.
Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta
Pelacakan dan Riset data, Kliping, File dan e Book, Informasi Aktual, dan tema informasi lainnya...
Minggu, November 21, 2010
Pemkab Sleman Tawarkan Wisata Lava Merapi
Pemkab Sleman Tawarkan Wisata Lava Merapi
MINGGU, 21 NOVEMBER 2010, 13:53 WIB
Arry Anggadha
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar