VIVAnews - Banyak cara dilakukan orang untuk memulai usaha. Mulai dari bisnis eceran hingga mendirikan perusahaan sendiri.
Di bisnis ritel, salah satu yang digemari masyarakat adalah usaha waralaba minimarket. Bisnis ini diminati karena dinilai aman, tahan terhadap dampak krisis global, dan berisiko rendah.
Tak heran, pada ajang Franchise Lisence Expo di Jakarta Convention Center (JCC), animo masyarakat yang memadati sejumlah stan di bisnis minimarket itu dijejali pengunjung.
Rinekso Widyanto, Head of Franchise MarketingAlfamart, salah satu pewaralaba ritel di Indonesia, mengatakan banyaknya masyarakat yang ingin mencoba bisnis ini didasarkan pada upaya mengembangkan usaha.
"Hingga Minggu siang sudah 1.000 orang yang mendatangi stan kami," kata Rinekso ketika ditemui VIVAnews di JCC, Minggu 14 November 2010.
Antusias masyarakat itu mulai terlihat sejak pembukaan pameran Jumat 12 November 2010. Mereka yang datang di antaranya adalah masyarakat yang ingin mengambil alih (takeover) toko milik pewaralaba (franchisor).
"Mereka kebanyakan adalah franchisee (terwaralaba) baru, bukan lama. Peminat waralaba ritel ini berasal dari kalangan businessman," ujarnya.
Banyak calon terwaralaba mengakui bisnis ini aman untuk masa mendatang. Selain risiko yang dihadapi rendah, krisis ekonomi global beberapa waktu lalu tidak terlalu berdampak terhadap penurunan bisnis ritel.
"Budaya masyarakat Indonesia yang masih konsumtif juga cukup berpengaruh. Sekarang ini siapa yang tidak membeli kebutuhan pokok," katanya.
Rinekso lalu menjelaskan, untuk bisa membuka waralaba ritel Alfamart ada dua pola.Pertama, pola di luar tempat. Artinya, pihak terwaralaba (investor) yang telah memiliki toko sendiri hanya perlu mengeluarkan modal sebesar Rp300-400 juta.
Kedua, bagi investor dengan pola takeover, yaitu mengambil alih toko milik Alfamart yang siap dilepas, harus mengeluarkan modal lebih besar. Investasi yang diperlukan sekitar Rp600-700 juta.
Untuk pola takeover tersebut, saat ini sudah terjual 15-20 toko guna dilepas kepada calon terwaralaba. Sementara itu, untuk calon terwaralaba yang sudah memiliki toko sendiri sudah mengajukan 200 usulan lokasi.
Terkait kendala pendanaan bagi para calon terwaralaba itu, menurut Rinekso, sejumlah bank telah siap membantu.
"Kami ada solusi dengan kerja sama dengan BNI (Bank Negara Indonesia) dan BRI (Bank Rakyat Indonesia) guna membantu masalah pendanaan dengan bunga yang sangat kompetitif," ujar dia.
Dia menjelaskan, kunci sukses agar waralaba ritel ini dapat berhasil adalah perlunya kerja sama yang harmonis antara pewaralaba dan terwaralaba, sehingga diperoleh kondisi win-win solution.
Pelacakan dan Riset data, Kliping, File dan e Book, Informasi Aktual, dan tema informasi lainnya...
Senin, November 15, 2010
Kiat Berbisnis Waralaba Minimarket
Kiat Berbisnis Waralaba Minimarket
SENIN, 15 NOVEMBER 2010, 07:17 WIB
Arinto Tri Wibowo, Ajeng Mustika Triyanti
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar