VIVAnews - Proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda belum bisa ditenderkan tahun 2011. Saat ini status proyek ini masih dalam tahap persiapan tender dimana butuh waktu sampai satu tahun untuk studinya.
Direktur Kemitraan Pemerintah Swasta Bappenas Bastary Pandji Indra mengatakan proyek Jembatan Selat Sunda baru masuk tahap studi kelayakan (studi lanjutan) pada 2011. "Studinya untuk melihat apakah memang mungkin dibangun atau tidak, itu dilihat kondisi tanah, geologi dan sebagainya," kata Bastary di Hotel Borobudur, Senin 22 November 2010.
Studi lanjutan itu, lanjut Bastary, diprediksi akan memakan waktu lama. Dari hasil studi ini pula yang nantinya menentukan apakah proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda jadi diteruskan atau tidak.
Menurut Bastary, pemerintah belum bisa mengatakan Jembatan Selat Sunda sebagai proyek prioritas yang harus segera dibangun. Pemerintah dalam pembangunan megaproyek ini disebut hanya memfasilitasi.
"Mungkin akan ada bantuan teknis atau dukungan pemerintah lainnya," kata Bastary.
"Proyek ini kalau nanti disimpulkan baik, tidak akan ditunda, karena memang proyek kerjasama pemerintah swasta," ujar Bastary. Tapi sementara ini pemerintah berharap proyek sudah akan mulai pembangunan fisik pada 2014.
Seperti diketahui bahwa pemerintah Indonesia dengan dimotori oleh dua gubernur yakni Gubernur Banten dan Gubernur Lampung mewakili gubernur se Sumatera, berinisiatif mengajukan proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda sebagai proyek prioritas. Diharapkan megaproyek ini bisa segera dibangun dan selesai pada 2020 mendatang.
Secara kebijakan mengapa proyek ini penting karena dianggap mampu mengefisienkan ongkos transportasi dalam negeri. Namun dalam prosesnya banyak yang pesimis proyek bisa dibangun karena Jembatan Selat Sunda berada di jalur patahan aktif dan juga terletak di sebelah Gunung Krakatau.
Pelacakan dan Riset data, Kliping, File dan e Book, Informasi Aktual, dan tema informasi lainnya...
Selasa, November 23, 2010
Dikaji Kelayakan Proyek Jembatan Selat Sunda
Dikaji Kelayakan Proyek Jembatan Selat Sunda
SENIN, 22 NOVEMBER 2010, 14:38 WIB
Heri Susanto, Agus Dwi Darmawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar