Sabtu, Oktober 23, 2010

Jepang-Vietnam Kembangkan Mineral Langka

Jepang-Vietnam Kembangkan Mineral Langka
Jumat, 22 Oktober 2010 | 16:21 WIB
AFP PHOTO/Justin Sullivan
Pemerintah China menghentian ekspor mineral langka (rare earths) atau logam tanah jarang (LTJ ke Jepang. LTJ dibutuhkan dalam produksi berbagai peralatan teknologi modern, mulai dari iPod ( seperti dalam gambar ini), lampu hemat energi, mobil listrik, hingga perangkat sonar kapal perang dan alat pembidik meriam tank.
TERKAIT:

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang dan Vietnam akan melakukan perjanjian untuk pengembangan mineral bumi langka bulan ini, semenjak banyak negara mencari pasokan setelah pengekangan oleh China, menurut laporan Jumat.

Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, dan mitranya PM Vietnam, Nguyen Tan Dung, diperkirakan akan melakukan kesepakatan rencana pengembangan bersama dalam pertemuannya 31 Oktober nanti. Dalam kesepakatan itu, menurut haruan bisnis Nikkei, Jepang akan menyediakan teknologi eksplorasi dan peleburan untuk pertambangan di Vietnam.

Laporan tersebut keluar setelah China menghentikan pengiriman mineral bumi langka ke Jepang bulan lalu di tengah memanasnya pertikaian diplomatik yang dimulai saat Tokyo menahan seorang nelayan China di perairan bersengketa di Laut China Timur. Persediaan mineral bumi langka Jepang, yang digunakan untuk memanufaktur produk berteknologi tinggi, dapat habis pada Maret atau April tahun depan tanpa kiriman impor baru dari China, kata seorang pejabat senior pemerintah Jepang, Kamis.

China, yang mengendalikan lebih dari 95 persen pasar global, tidak secara resmi melarang ekspor, tetapi kesemua 31 perusahaan Jepang yang menangani mineral bumi langka telah dilaporkan terjadi gangguan pengiriman. Perusahaan perdagangan Jepang, Toyota Tsusho dan Sojitz, sedang bekerja sama dengan Perusahaan Terbatas Mineral Industri dan Batu Bara Nasional Vietnam (Vinacom) untuk menyiapkan pengembangan tambang mineral langka di Vietnam, kata laporan tersebut. Proyek itu akan dimulai bila pemimpin kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama di Hanoi.

Perusahaan perdagangan lainnya, Sumitomo, juga telah keluarkan hasil penelitian mengenai potensi pertambangan di Yen Bai, provinsi di utara Vietnam, dan memperkirakan akan mulai mengekspor ke Jepang secepatnya pada 2013. Sejumlah proyek Sumitomo dan aliansi Toyota Tsusho-Sojitz akan menghasilkan 7.000 ton mineral bumi langka per tahun, lebih dari cukup untuk memenuhi 20 persen kebutuhan di Jepang. Investasi awal untuk kedua proyek tersebut diestimasi sekitar 200 miliar dolar AS.

Beberapa menteri Jepang telah mengatakan, Tokyo akan mencoba untuk mengamankan hak pengembangan pertambangan di luar negeri untuk meragamkan pasokan mineral langka, sementara mencari alternatif untuk mineral-mineral tersebut, yang hampir diproduksi secara eksklusif oleh China.

Editor: Egidius Patnistik | Sumber : ANT, AFP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar