Minggu, Oktober 24, 2010

G20 Dukung Pencegahan Perang Mata Uang

Minggu, 24/10/2010 18:18 WIB
G20 Dukung Pencegahan Perang Mata Uang
Suhendra - detikFinance

(Ilustrasi Foto: dok detikFinance)


Jakarta
- Pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral di Gyeongju Korea Selatan tanggal 22 - 23 Oktober 2010 menghasilkan tujuh kesepakatan. Salah satu kesepakatan itu antara lain G20 mendukung pencegahan kompetisi atau perang mata uang dalam ekonomi global saat ini.

Berdasarkan siaran pers yang diperoleh
detikFinance dari Kementerian Keuangan, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 sepakat untuk melakukan respon bersama yaitu terkait:


  1. Reformasi struktural untuk mendorong dan memelihara tingkat permintaan global, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan potensi pertumbuhan.
  2. Melanjutkan implementasi reformasi regulasi sektor keuangan.
  3. Negara maju melaksanakan konsolidasi fiskal secara kredibel dengan memperhatikan dampak pada pemulihan ekonomi global.
  4. Melanjutkan kebijakan moneter yang berorientasi untuk menjaga inflasi.
  5. Melakukan upaya untuk menerapkan sistem nilai tukar yang merefleksikan fundamental ekonomi dan menghindari devaluasi kompetitif mata uang. Negara maju akan menjaga agar volatilitas mata uang tidak terlalu besar sehingga turut melindungi emerging market dari dampak arus modal yang fluktuatif. G20 sepakat untuk mendorong sistem moneter internasional yang efektif dan stabil, serta menugaskan IMF untuk membantu analisa terhadap dampak sistemik kebijakan ekonomi.
  6. Menjaga komitmen untuk menghindari proteksionisme.
  7. Memperkuat kerja sama multilateral untuk mendorong sustainabilitas eksternal dan mendorong kebijakan yang kondusif untuk mengurangi ketidakseimbangan neraca pembayaran termasuk dengan mengeksplorasi panduan indikatif sebagai bagian dari Mutual Assessment Process, dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing negara anggota. G20 menugaskan kepada IMF untuk membantu analisa terhadap upaya mencapai sustainabilitas eksternal dan konsistensi dari kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, struktural, dan nilai tukar dari masing-masing anggota G20.

Pada pertemuan kali ini juga disepakati upaya penyusunan rencana aksi untuk dipertimbangkan oleh para Kepala Negara G20 pada KTT Seoul bulan November nanti, yaitu upaya mencapai tujuan bersama dalam kerangka Framework for Strong, Sustainable, and Balanced Growth.

Terkait dengan reformasi sektor keuangan, G20 telah berhasil mencapai kemajuan yang signifikan sejak kesepakatan di Washington tahun 2008. G20 bertekad untuk memperkuat kemajuan yang telah dicapai dalam hal regulasi sektor keuangan melalui implementasi secara konsisten termasuk antara lain:


  1. Implementasi menyeluruh dari kerangka likuiditas dan permodalan perbankan yang telah ditetapkan oleh Basel Committee.
  2. Mendorong rekomendasi FSB dalam upaya meningkatkan efektivitas dan intensitas pengawasan.
  3. Mendukung upaya FSB untuk memitigasi masalah lembaga keuangan sistemik dan mengatasi masalah "too big to fail."
  4. Implementasi seluruh agenda regulasi keuangan G20 secara terkoordinir, termasuk komitmen menyangkut OTC derivatives, praktek kompensasi, dan standar akuntansi serta prinsip-prinsip FSB untuk mengurangi ketergantungan pada credit rating agencies.
  5. Meneruskan upaya membentuk kerangka kebijakan macro-prudential, termasuk dalam rangka memitigasi dampak volatilitas arus modal, merefleksikan perspektif emerging market dalam reformasi regulasi keuangan, pasar derivatif komoditi, shadow banking, dan integritas pasar.
  6. Melanjutkan upaya untuk mengatasi masalah non-cooperative jurisdictions.

Terkait dengan reformasi kuota dan governance IMF, G20 bertekad memenuhi komitmen KTT Pittsburgh dalam rangka menciptakan IMF yang lebih kredibel, efektif dan legitimate, termasuk dengan menyepakati:


  1. Pengalihan kuota shares ke negara berkembang dan dynamic emerging markets (EMDCs) dan kepada negara yang under-represented sebesar 6% dengan tetap melindungi voting share dari negara miskin.
  2. Penggandaan jumlah kuota, yang diikuti dengan penyesuaian shares di NAB.
  3. Melakukan review komprehensif terhadap formula kuota pada bulan Januari 2013 agar lebih mencerminkan bobot ekonomi, dan meningkatkan suara dan keterwakilan EMDCs, serta menyelesaikan review kuota berikutnya pada bulan Januari 2014.
  4. Mengalihkan kursi Eropa di Dewan Eksekutif IMF sebanyak 2 kursi, untuk dialihkan ke EMDCs.
  5. Menyepakati proses seleksi menyeluruh di Dewan, menjaga jumlah kursi tetap sebanyak 24 buah, dan melakukan review terhadap hal ini setiap 8 tahun sekali. G20 juga sepakat untuk melanjutkan pembahasan terkait pembentukan global financial safety net, termasuk dengan menyempurnakan instrumen-instrumen IMF agar lebih menyuarakan kepentingan negara anggota.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral juga mendorong progress dan rencana aksi di Kelompok Kerja Pembangunan, dalam rangka mendorong inklusivitas dan ketahanan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. G20 berkomitmen untuk mencapai MDGs di tahun 2015, termasuk dengan memperkuat ODA. G20 akan meningkatkan sumber daya di IDA Bank Dunia, serta mendorong kemajuan di Global Agriculture and Food Security Program.

G20 juga sepakat untuk memajukan agenda financial inclusion dan pendanaan SMEs, serta akan membentuk mekanisme konsultasi global untuk memaksimalkan agenda tersebut.

Seperti diketahui negara-negara anggota G20 meliputi Argentina, Australia, Brazil, Canada, China, France, Germany, India, Indonesia, Italy, Japan, Mexico, Republic of Korea, Russia, Saudi Arabia, South Africa, Turkey, United Kingdom, United States, dan European Union.

(hen/dro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar