Rabu, Maret 30, 2011

Jaringan Toko Buku Terbesar di AS Bangkrut

Jaringan Toko Buku Terbesar di AS Bangkrut
Gagal mengantisipasi perubahan cepat selera konsumen, yang kini menggandrungi e-book.
KAMIS, 17 FEBRUARI 2011, 08:27 WIB
Renne R.A Kawilarang

VIVAnews - Jaringan toko buku terkemuka di Amerika Serikat, Borders Group, jatuh bangkrut. Didirikan pada 1971, Borders tidak mampu menanggung utang lebih dari US$1 miliar dan gagal mengantisipasi perubahan cepat atas selera konsumen, yang kini menggandrungi buku elektronik atau e-book dan melakukan pemesanan lewat Internet.

Menurut harian The Washington Post, Borders mengajukan perlindungan pailit (Chapter 11) kepada pengadilan, Rabu, 16 Februari 2011 waktu setempat. Selain itu, perusahaan yang berpusat di negara bagian Michigan itu akan menutup 30 persen dari total jumlah tokoh yang mereka miliki, yaitu lebih dari 600 unit. Ribuan staf pun terkena pemecatan.

Harian The Christian Science Monitormengungkapkan, Borders memiliki utang besar ke sejumlah penerbit. Mereka diantaranya Penguin Putnam (US$41,1 juta), Hachette Book Group (US$36,9 juta), Simon & Schuster (US$33,8 juta), dan Random House (US$33,5 juta).

Menurut laman AnnArbor.com, Borders memiliki aset US$1,275 miliar, namun memiliki utang sebesar US$1,293 miliar.

"Ini merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis buku," kata Albert Greco, pengamat dari The Institute for Publishing Research. "Ini benar-benar hari yang penuh tekanan," lanjut Greco, yang dikutip Washington Post.

Para pesaing Borders skala kecil pun turut resah. "Ini bukan sesuatu yang patut dirayakan," kata Daniel Goldin, pemilik toko buku Boswell Book di Milwaukee seperti dikutipThe Christian Science Monitor.

"Saya khawatir atas masa depan penerbitan buku. Dengan berkurangnya satu kompetitor, maka akan membuat peritel Amazon kian berkuasa," lanjut Goldin merujuk pada perusahaan penjual berbagai produk lewat Internet, Amazon.

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar