Rabu, Maret 30, 2011

April, Produk Impor Jepang Akan Merosot Tajam

April, Produk Impor Jepang Akan Merosot Tajam
Penurunan barang impor asal Jepang saat ini mulai dirasakan aparat Bea Cukai.
RABU, 30 MARET 2011, 06:03 WIB
Syahid Latif, Ajeng Mustika Triyanti

VIVAnews - Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan memperkirakan penurunan tajam produk impor dari Jepang kemungkinan bakal berlangsung mulai April 2011. Kondisi itu tidak terlepas dari kekhawatiran radiasi yang mungkin terbawa pada produk-produk dari Negeri Sakura tersebut.

"Mungkin April nanti baru terlihat penurunan tajamnya," kata Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, KPU Bea Cukai Tanjung Priok, Agus Rofiudin, kepadaVIVAnews.com di KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta, Selasa, 29 Maret 2011.

Menurut Agus, penurunan importasi barang dari Jepang memang sudah mulai terasa. Walaupun menunjukkan tren menurun, saat ini laju penurunan masuknya barang dari Jepang tercatat tidak lebih dari 50 persen.

Agus mengaku tidak bisa melansir data lebih detail mengenai penurunan volume impor maupun persentase penurunannya. Sebab, seluruh data keluar masuknya barang akan direkapitulasi dan harus menunggu laporan bulanan.

Bea Cukai memperkirakan, penurunan barang impor Jepang terutama berasal dari produk impor makanan olahan dan bahan pangan segar yang dikhawatirkan terkena radiasi. Kekhawatiran masyarakat mengonsumsi produk pangan Jepang juga diperkuat dengan adanya ketentuan wajib sertifikasi bebas kontaminasi radioaktif nuklir dari otoritas berwenang Jepang.

Masuknya barang asal Jepang, menurut dia, juga harus melalui serangkaian pengecekan yang dilakukan oleh sejumlah instansi yang dikoordinasikan dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Badan Karantina Kementerian Pertanian.

"Setelah dilakukan pengecekan oleh instansi terkait, baru barang-barang tersebut dapat keluar dari Tanjung Priok," kata Agus.

Di samping produk pangan, penurunan importasi barang dari Jepang juga bakal dialami oleh komponen otomotif. Pemerintah mengkhawatirkan jika penurunan ini terus berlanjut, akan mengancam industri otomotif dalam negeri.

"Semua instansi termasuk pihak swasta tentunya harus mengantisipasi impor Jepang yang terus menurun. Kalau turun terus bagaimana? Apalagi, sebagian besar spare parts mobil di dalam negeri berasal dari Jepang," kata Agus. (art)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar