Kredit Infrastruktur Hanya Tumbuh 9,01%
Herdaru Purnomo - detikFinance
Jakarta - Pertumbuhan kredit sektor infrastruktur masih tipis. Bank Indonesia (BI) mencatat total kredit infrastruktur hanya tumbuh 9,01% atau sekitar Rp 80,5 triliun sampai November 2010, jika dibandingkan pada akhir Desember 2009 (year to date) yang sebesar Rp 73,89 triliun.
Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Wimboh Santoso menyatakan, realisasi kredit infrastruktur hingga November 2010 kemarin mencapai Rp 6,655 triliun.
"Ada tujuh sektor kredit infrastruktur yang dipantau. Yaitu, jalan yang terdiri dari tol, arteri dan konstruksi, kemudian kelistrikan, transportasi, telekomunikasi, minyak dan gas bumi, pengairan, air minum, dan sanitasi," ujar Wimboh di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (13/1/2011).
Ia menambahkan, sektor yang pertumbuhannya cukup besar yakni sektor air minum dan sanitasi yang mencapai 400% walaupun outstandingnya masih rendah. Sedangkan outstanding tertinggi masih dipegang sektor kelistrikan yang mencapai Rp 23,9 triliun.
Rendahnya penyaluran kredit oleh bank-bank plat merah disektor infrastruktur ini mengakibatkan bank plat merah sebagai bank yang fokus di infrastruktur tidak memenuhi target Rencana Bisnis Bank (RBB). "Bank BUMN hanya menyalurkan kredit Rp 78,9 triliun dibandingkan target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang sebesar Rp 125 triliun. Atau sampai 31 Desember 2010 itu masih kurang Rp 46,1 triliun lagi. Itu faktornya yang pada mulanya kredit dialokasikan ke infrastruktur belum banyak yang terealisasi. Sehingga dari RBB awal tahun yang ditargetkan sebesar Rp 125 triliun realisasinya Rp 78,9 triliun," paparnya.
Berikut Rincian Kredit Infrastruktur sampai November 2010 :
- Jalan = Rp 2,439 triliun tumbuh 23,66%
- Kelistrikan = Rp 3,807 triliun tumbuh 18,92%
- Transportasi = Rp 2,628 triliun tumbuh 71,70%
- Telekomunikasi = Rp 5,003 triliun tumbuh negatif 21,71%
- Minyak dan gas bumi = Rp 2,722 triliun tumbuh 16,26%
- Pengairan = Rp 2 triliun (kredit baru)
- Air minum dan sanitasi = Rp 60 triliun tumbuh 400%.
(dru/qom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar