Bocah SMP Garap Antivirus
Banyak Gratisan, Bisakah Antivirus Jadi Lahan Bisnis?
Wicak Hidayat - detikinet
Ilustrasi (inet)
Jakarta - Pengguna komputer selama ini sudah kadung dimanjakan dengan banyaknya pilihan software antivirus gratis. Lalu apa ini berarti pengembang aplikasi tak bisa mencari untung dengan membuat aplikasi pembasmi virus?
Menurut praktisi antivirus dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, peluang bisnis dari aplikasi antivirus tentu saja masih terbuka lebar. Asalkan, si pengembang dapat mencari model bisnis yang tepat untuk produk antivirusnya.
Termasuk bagi pembuat antivirus yang newbie sekalipun, seperti Arrival Dwi Sentosa, bocah SMP yang sudah berhasil membuat antivirus Artav. "Tentu saja ada kemungkinan berhasil," tukasnya kepada detikINET, Kamis (27/1/2011).
Memang, Alfons sanksi jika Ival -- sapaan bocah 13 tahun itu -- mampu membuat perusahaan pengembang antivirus yang profesional untuk sekarang ini. Pasalnya, diperlukan modal yang tidak sedikit untuk menjadi seperti itu.
"Kalau mau buat perusahaan dia harus ada income dulu buat gaji orang. Kalau mau income kan juga harus ada customer. Nah, customer mana mau bayar kalau belum terbukti produknya bagus. Mana banyak antivirus gratisan lagi," tukasnya.
Pun demikian, banyak beredarnya antivirus gratisan itu bukan berarti menutup seluruh pintu bisnis bagi pengembang antivirus. Lihat saja contoh antivirus SMADAV dan PCMav yang dianggap sudah terbukti berhasil.
"PCMav tetap bisa menghidupi dirinya dari jualan majalah. Sementara SMADAV dalam beberapa kasus sudah ada yang mau bayar, walaupun belum sampai bisa menyaingi antivirus mancanegara," kata Alfons.
"Tantangannya berat, tetapi justru itu yang harus bikin semangat. Jadi asalkan pembuat software menyadari tantangannya dan mempersiapkan dirinya, kemungkinan berhasil tetap ada. Asalkan jaga stamina dan punya model bisnis yang baik," ia menandaskan.
( ash / ash )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar