Senin, Agustus 09, 2010

Pengangguran AS Masih Tinggi, Saham Asia Lesu

Pengangguran AS Masih Tinggi, Saham Asia Lesu
Bila pengangguran di AS masih tinggi, permintaan impor dari Asia tetap rendah
SENIN, 9 AGUSTUS 2010, 15:42 WIB
Renne R.A Kawilarang

VIVAnews - Indeks harga saham di sejumlah bursa utama di Asia pada perdagangan di awal pekan ini nyaris stagnan. Kenaikan maupun penurunan indeks relatif kecil, menunjukkan bahwa para investor tampak lebih berhati-hati bertransaksi setelah akhir pekan lalu menerima laporan yang mengecewakan atas sektor tenaga kerja di Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan hasil transaksi Senin, 9 Agustus 2010, penurunan terbesar melanda indeks Nikkei 225 di Jepang, yaitu sebesar 92,26 poin (1 persen) menjadi 9.549,85. Penurunan indeks yang cukup besar ini akibat merosotnya saham para eksportir top seperti Toyota dan Sony setelah kurs yen atas dolar sempat menguat.

Di bursa Hong Kong, indeks Hang Seng hanya tergelincir kurang dari 0,1 persen menjadi 9.549,85. Persentase serupa juga dialami indeks Kospi di Korea Selatan. Bahkan, indeks komposit Shanghai di China tidak beranjak dari 2.658,67. Penurunan juga terjadi di bursa Malaysia dan Vietnam.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 hanya naik 0,3 persen menjadi 4.579. Kenaikan indeks juga melanda bursa di Taiwan, India, dan Selandia Baru. Bursa di Singapura tutup karena hari libur Kemerdekaan.

Situasi di bursa-bursa Asia itu tak lepas dari laporan bulanan yang mengecewakan dari AS. Pada Jumat pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa sektor swasta Juli lalu hanya merekrut 71.000 pekerja baru. Jumlah itu dianggap belum bisa menjadi modal yang cukup untuk menekan tingginya tingkat pengangguran - yang masih sebesar 9,5 persen.

Di AS, isu pengangguran merupakan salah satu elemen penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi AS. Bila pengangguran masih tinggi, permintaan impor dari Asia - seperti produk otomotif, elektronik, tekstil, dan lain-lain - tetap lemah.

Dalam perdagangan valuta Jumat malam waktu New York (Sabtu pagi waktu Asia), kurs dolar atas yen naik dari 85,01 menjadi 85,43 yen. Kurs euro atas dolar turun dari US$1,3279 menjadi US$1,3278. (Associated Press) (hs)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar