Menkes: WHO Harus Transparan Soal Transfer Virus
Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: setpres)
"Saat ini belum disepakati mengenai sistem WHO dalam hal dari laboratorium WHO ke luar seperti ke perusahaan vaksin atau laboratorium diagnostik. Dibutuhkan transparansi dalam hal track-nya sehingga jika ada yang mengunduh bisa diketahui siapa dan untuk kepentingan apa," ujar Menkes dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, dalam acara press briefing tentang persiapan WHA dan vaksin meningitis di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (14/5/2010).
Selama ini ada beberapa sistem sharing data di WHO, namun salah satu dari sistem ini merupakan open access (akses terbuka) yang siapapun bisa masuk ke dalam situs tersebut.
Selain itu mengenai berbagi keuntungan (benefit share) pengiriman virus ke WHO diharapkan nantinya dapat memberikan keuntungan tidak hanya semata-mata bagi Indonesia, tapi juga bagi negara-negara berkembang atau yang terinfeksi sehingga bisa mendapatkan keuntungan.
"Jangan sampai terjadi pandemi suatu penyakit tanpa negara tersebut mampu untuk mencegahnya," ungkap Menkes.
Menkes juga menuturkan ada beberapa peraturan di WHO yang harus diperbaiki, seperti kasus yang terjadi di Meksiko saat mendapat pandemik virus H1N1.
Negara pandemik virus H1N1 yang pertama kali yaitu Meksiko justru susah untuk mendapatkan vaksin, dibutuhkan waktu yang lama dan harus membayar vaksin tersebut.
"Diharapkan negara-negara berkembang yang mampu memproduksi vaksin diberi hak untuk membuat vaksin bagi negara tersebut. Selain itu negara yang sudah bisa memproduksi dapat menyisihkan sebagian vaksinnya ke negara yang belum bisa memproduksi vaksin," tambah Menkes.
Hal ini bisa menjadi salah satu resolusi bersama dan diharapkan dapat selesai dalam waktu cepat, hingga kini sudah ada beberapa negara yang berkomitmen untuk itu.
(ver/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar