Rabu, Mei 19, 2010

Wall Street Masih Tertekan Krisis Eropa

Rabu, 19/05/2010 07:08 WIB
Wall Street Masih Tertekan Krisis Eropa
Nurul Qomariyah - detikFinance

Foto: Reuters

New York
- Saham-saham di bursa Wall Street kembali bergerak melemah. Memanasnya lagi masalah aturan perbankan AS yang baru plus keputusan Jerman untuk membatasi short selling saham sektor finansial semakin membuat investor khawatir akan prospek pemulihan ekonomi.

Masalah aturan perbankan AS yang baru kembali mencuat setelah sejumlah anggota partai Republik akan bergabung dengan partai Demokrat untuk memuluskan aturan tersebut. Padahal aturan perbankan baru tersebut dikhawatirkan bisa menggerus profit dari institusi finansial.

Sentimen negatif lainnya datang dari Jerman yang memutuskan untuk melarang naked short selling untuk 10 saham institusi finansial penting negara tersebut. Naked short selling terjadi ketika investor menjual saham-saham tanpa meminjamnya terlebih dahulu.

Kondisi pasar finansial semakin diliputi ketidakpastian setelah euro melorot ke titik terendahnya dalam 4 tahun terakhir. Investor khawatir nasib pertumbuhan ekonomi Eropa akibat pemangkasan anggaran besar-besaran untuk menciutkan defitis.

"Ini adalah berlanjutnya ketidakpastian yang terus melemahkan pasar, baik berkaitan dengan masalah reformasi sektor finansial AS dan sekarang berhubungan dengan ketidakpastian di Eropa," ujar Quincy Krosby, analis dari Prudential Financial seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/5/2010).

Pada perdagangan Selasa (18/5/2010), indeks Dow Jones ditutup melemah 114,88 poin (1,08%) ke level 10.510,95. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 16,14 poin (1,42%) ke level 1.120,80, dan Nasdaq melemah 36,97 poin (1,57%) ke level 2.317,26.

Saham-saham sektor finansial memimpin pelemahan indeks saham. Indeks finansial S&P melemah 2,8%, JP Morgan Chase & Co turun 2,1%.

Saham-saham teknologi juga mencatat penurunan terbesar. Intel Corp turun 2,7%, indeks saham semikonduktor SOXX turun 2,9%.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 11,11 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 9,65 miliar.

(qom/qom)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar