Dow Jones Ambles 200 Poin Lebih
Nurul Qomariyah - detikFinance
Foto: Reuters
New York- Saham-saham di bursa Wall Street mengalami kemerosotan dengan indeks Dow Jones ambles 200 poin lebih. Investor kembali mengkhawatirkan masalah krisis utang Yunani akan menular ke negara-negara Eropa lainnya.
Investor beramai-ramai kembali ke tempat investasi yang aman yakni dolar AS dan obligasi AS karena kekhawatiran tentang masalah tersebut. Mata uang tunggal euro pun akhirnya ikut terseret hingga menggapai titik terendahnya atas dolar AS dalam 1 tahun. Euro diperdagangkan pada 1,2981 dolar, dibandingkan sebelumnya di 1,3195 dolar.
Para pembuat kebijakan di Eropa dinilai belum mengambil langkah untuk memecahkan krisis utang Yunani yang kian hari kian parah. Sehingga dikhawatirkan bisa menular ke negara lainnya. Sejauh ini, selain Yunani, dua negara Eropa lain yakni Spanyol dan Portugal juga telah diturunkan peringkatnya.
Saham-saham eksportir besar ke Eropa termasuk sektor teknologi dan industri merosot. Saham Hewlett-Packard merosot 3,9% dan Caterpillar Inc anjlok 4,6%,
"Sepertinya kita melihat aksi profit taking untuk siklus awal perusahaan eksportir dengan keberadaan yang besar di Eropa," ujar Fred Dickson, analis dari DA Davidson & Co seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/5/2010).
Pada perdagangan Selasa (4/5/2010), indeks Dow Jones merosot 225,06 poin (2,02%) ke level 10.926,77. Indeks Standard & Poor's 500 juga merosot 28,66 poin (2,38%) ke level 1.173,60 dan Nasdaq merosot 74,49 poin (2,98%) ke level 2.424,25.
Kabar buruk dari Eropa datang setelah IMF menyatakan Dewan Direksinya akan bertemu untuk pemberian bailout US$ 40 miliar. Permintaan yang setara dengan 30 miliar euro itu merupakan bagian dari bailout Uni Eropa-IMF untuk Yunani sebesar 110 miliar euro atau sekitar US$ 146 miliar.
Namun kesepakatan itu malah memicu spekulasi, Spanyol dan Portugal kemungkinan akan meminta bailout yang sama. Namun hal itu langsung ditepis PM Spanyol, Jose Luis Rodriguez yang menyatakan spekulasi itu sebagai 'benar-benar sebuah kegilaan'.
Kabar buruk dari Eropa itu langsung menutup data yang positif dari AS, termasuk kenaikan permintaan pabrikan dan penjualan rumah selama Maret.
Perdagangan berjalan sangat ramai dengan jumlah saham yang diperdagangkan di New York Stock Exchange mencapai 12,1 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang mencapai 9,65 miliar.
(qom/qom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar