|
VIVAnews - Karyawan swasta dan pegawai negeri sipil di Yunani turun ke jalan, Rabu 5 Mei 2010, untuk memprotes pemangkasan anggaran oleh pemerintah. Pemangkasan ini dilakukan untuk menyelamatkan negara mereka dari kebangkrutan.
Penerbangan dari dan menuju Yunani lumpuh, kereta dan kapal feri menunda keberangkatan karena seluruh pekerja melakukan mogok kerja.
Serikat pekerja swasta dan pemerintah mengakui bahwa pemerintah terpaksa menerapkan kebijakan untuk menaikkan pajak konsumen dan mengurangi pengeluaran, termasuk memotong gaji dan dana pensiun pegawai negeri, sebagai syarat penggunaan dana pinjaman 110 miliar euro dari negara-negara mitra di Eropa, serta dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Namun, serikat pekerja beranggapan, Yunani akan mengalami penderitaan yang tidak proposional dengan kebijakan-kebijakan yang bertujuan menghemat 30 miliar euro, jumlah defisit anggaran Yunani, hingga 2012.
"Orang-orang ini kehilangan masa depan," kata Yiannis Panagopoulos, ketua GSEE, salah satu dari dua organisasi pekerja terbesar. "Negara ini tidak bisa menyerah tanpa sedikitpun berjuang."
Di bawah program paket pinjaman tersebut, 15 negara lain akan memberikan pinjaman dengan bunga sekitar 5 persen. Pasar sejauh ini tidak yakin kalau bantuan tersebut akan meredakan krisis utang Eropa. Banyak pihak khawatir krisis utang akan menyebar ke negara-negara pengguna euro (eurozone) lain yangs juga sedang bermasalah dengan krisis keuangan, seperti Portugal dan Spanyol.
Direktur IMF, Dominique Strauss-Kahn, memperingatkan bahwa krisis akan menyebar ke negara lain meski dana bantuan telah dikucurkan untuk mengekang penyebaran. (Associated Press) (hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar