Rabu, Mei 05, 2010

IHSG-Rupiah Langsung Ambles

Rabu, 05/05/2010 09:38 WIB
IHSG-Rupiah Langsung Ambles
Nurul Qomariyah - detikFinance

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak melemah di awal perdagangan ini. Pelemahan bursa-bursa regional dan Wall Street membuat investor memilih untuk melepas portofolionya sejenak.

Mengawali perdagangan, saham-saham unggulan langsung mengalami koreksi besar. Kemerosotan IHSG ini mengikuti kejatuhan Wall Street tadi malam menyusul meningkatnya kekhawatiran seputar krisis utang Yunani.

Pada perdagangan Rabu (5/5/2010), IHSG dibuka merosot hingga 41,543 poin (1,40%) ke level 2.917,472. IHSG terus merosot dan dalam 5 menit awal perdagangan tercatat melemah 49,781 poin (1,68%) ke level 2.909,234. IHSG sempat mencapai titik terendahnya di 2.904,303.

Sementara nilai tukar rupiah dibuka juga merosot ke level 9.065 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.020 per dolar AS.

Bursa-bursa regional mayoritas mengalami koreksi.

  • Indeks Hang Seng merosot hingga 425,41 poin (2,05%) ke level 20.337,64.
  • Indeks Straits Times juga merosot 37,16 poin (1,20%) ke level 2.7864,10.

Setelah warning secara teknikal dengan menyempitnya rewards dan melebarnya resiko hari kemarin, dan didukung dengan sentimen yang sangat negatif pagi ini dari Dow dan regional, maka IHSG jelas akan melakukan koreksinya.

Bagaimana analisa saham hari ini? Berikut analis saham Santo Vibby untuk pergerakan hari ini:

Secara teknikal tekanan jual sudah sangat terasa pada penutupan kemarin, dengan pembentukan candlestick shooting star pada puncak sebuah trend.

Koreksi yang terjadi masih terbilang sangat sehat, dengan adjustment harga yang akan terjadi berpotensi akan menjajal beberapa support berikut:

  • Support terdekat berada di kisaran 2917-2922
  • Support 2 : 2907 (cukup ideal)
  • Support 3 : 2833 (potensi tersentuh jika koreksian yang terjadi cukup extreme nantinya)

Indikator Stochastic juga menunjukkan sinyal jual yang akan mendukung kejatuhan harga sementara.

Bagi Trader, ini merupakan kesempatan untuk menanti dan menerapkan strategi BOW (Buy On Weakness), tentunya menggunakan Money Management yang tepat serta sabuk pengaman berupa Stop Loss yang jelas mengingat resiko yang dihadapi cukup lebar, sementara bagi Investor yang mempunyai timeframe agak panjang, saat ini belum ada tanda-tanda yang memberikan sinyal exit.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar