Rabu, Oktober 07, 2009

Batik Jadi Muatan Lokal Pelajaran di Sekolah

Batik Jadi Muatan Lokal Pelajaran di Sekolah
Seorang anak asal Australia belajar membatik dibimbing oleh pengrajin membatik di Pasaraya Grande, Jumat, (2/10).
    SELASA, 6 OKTOBER 2009 | 23:10 WIB

    YOGYAKARTA, KOMPAS.com--Pelajaran tentang batik akan menjadi muatan lokal (mulok) pelajaran sekolah di Kota Yogyakarta mulai tahun ajaran 2010/2011.

    "Masuknya pelajaran tentang batik sebagai muatan lokal di sekolah merupakan wujud apresiasi pengakuan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO)," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Syamsury di Yogyakarta Selasa.

    Ia mengatakan mulai tahun ajaran baru nanti pihaknya akan minta sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta memasukkan muatan lokal tentang batik.

    Menurut dia materi pelajaran tentang batik hanya bisa dimasukkan dalam muatan lokal dan tidak dapat dimasukkan dalam kurikulum tersendiri karena kurikulum pendidikan di sekolah sudah terlalu padat.

    "Beberapa hal yang akan diajarkan kepada siswa sekolah mengenai batik di antaranya tentang cara sekaligus praktik membuat batik dan pengenalan filosofi yang ada di setiap motif batik," katanya.

    Ia mengatakan anak-anak sekolah nantinya tidak hanya mengenakan batik, tetapi juga mengetahui mengapa mereka mengenakan batik. Ini yang lebih penting.

    Menurut dia kebutuhan tenaga pengajar tentang batik akan dipenuhi karena ada beberapa sekolah kejuruan yang telah memasukkan batik sebagai mata pelajaran misalnya di SMK 5 Yogyakarta.

    "Terkait surat edaran agar guru dan karyawan mengenakan batik dua kali dalam satu pekan, yaitu Selasa dan Kamis, kebijakan tersebut belum berlaku untuk siswa sekolah," katanya.

    Ia mengatakan siswa hanya diminta berbaju batik setiap Jumat, belum diminta mengikuti surat edaran yang terbaru tentang pakaian batik.

    Ia juga berharap pihak sekolah tidak memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengkoordinasikan pembelian pakaian batik dari sekolah kepada siswa atau guru dan karyawan.

    Syamsury mengatakan akan memberikan sanksi apabila pihak sekolah sengaja memanfaatkan kebijakan tersebut untuk meraih keuntungan.

    Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto menyatakan akan memberikan subsidi khusus untuk pelaksanaan ekstrakurikuler batik di sekolah-sekolah. "Saya harap nilai-nilai yang terkandung dalam batik bisa menjadi gaya hidup," katanya.


    JY
    Sumber : Ant

    http://oase.kompas.com/read/xml/2009/10/06/23104774/Batik.Jadi.Muatan.Lokal.Pelajaran.di.Sekolah

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar