Kamis, April 28, 2011

Dolar Merosot, Harga Emas Lagi-lagi Cetak Rekor Tertinggi

Kamis, 28/04/2011 19:02 WIB
Dolar Merosot, Harga Emas Lagi-lagi Cetak Rekor Tertinggi
Nurul Qomariyah - detikFinance

Foto: Reuters

London
- Dolar AS kembali merosot nilainya atas euro, dan harga emas pun kembali menciptakan rekor tertingginya sepanjang sejarah. Pelemahan dolar AS terus memicu investor berburu aset yang aman termasuk emas.

Pada perdagangan Kamis (28/4/2011), mata uang tunggal euro menguat ke level US$ 1,4882, yang merupakan titik tertingginya sejak 7 Desember 2009. Namun euro selanjutnya surut lagi ke level US$ 1,4834, dibandingkan pada penutupan di pasar New York kemarin di US$ 1,4785. Terhadap yen, dolar AS juga merosot ke 81,63 yen dibandingkan sebelumnya di 82,15 yen.

Pelemahan dolar AS itu langsung memicu harga emas di titik tertingginya yakni di pasar spot sempat menembus di US$ 1.534,30 per ounce, sebelum akhirnya surut di US$ 1.530,99 naik dibandingkan penutupan sebelumnya di level 1.526,40.

Sementara harga emas berjangka juga menembus titik tertingginya di US$ 1.535,1 per ounce sebelum akhirnya surut ke US$ 1.531,90 per ounce.

"Segala sesuatu berkaitan dengan dolar dan pembelian aset 'safe-haven'. Keputusan The Fed sebenarnya bukan sebuah kejutan, tidak ada yang berubah, namun nada dari pernyataan Bernanke meninggalkan kesan akan dibiarkan sementara sebelum akhirnya kenaikan suku bunga dipertimbangkan," jelas kepala MKS Finance, Afshin Nabavi seperti dikutip dari Reuters.

"The Fed secara jelas tidak memikirkan kebijakan ketat dalam waktu dekat dan dari perspektif ini, tidak ada dalam bahasa the Fed untuk menangkap pelemahan dolar AS akhir-akhir ini," ujar Spiros Papadopoulos dari National Australia Bank seperti dikutip dari AFP.

Seperti diketahui, Bank Sentral AS dalam pertemuan rutinnya kembali mempertahankan suku bunga ekstra rendahnya di kisaran 0-0,25%. Federal Open Market Committe juga menyatakan akan menuntaskan program pembelian surat berharga hingga US$ 600 miliar hingga Juni sesuai jadwal.

Bernanke dalam konferensi persnya juga mengatakan sedikit kurang momentum dalam perekonomian dan ia melihat sedikit melemahnya angka-angka kemungkinan di bawah 2% untuk pertumbuhan PDB dalam 3 bulan tahun ini. Hal tersebut mengindikasikan the Fed sepertinya akan mempertahankan kebijakan akomodatifnya meski khawatir tentang masalah inflasi.
(qom/dnl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar