VIVAnews - Pemerintah mulai serius mewujudkan rencana besar membangun megaproyek Jembatan Selat Sunda. Jika mimpi ini terwujud, pemerintah Indonesia berharap bisa melebihi jembatan terindah Golden Gate di California, Amerika Serikat. Apalagi, jembatan itu akan dibangun memakai otak dan tenaga ahli Indonesia.
Keseriusan pemerintah mencuat dari hasil rapat koordinasi gabungan yang digelar oleh Menko Perekonomian bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait, termasuk Gubernur Banten.
Dalam rapat Gabungan itu, mereka sudah menyepakati rencana dan perangkat pembangunan Jembatan Selat Sunda sesuai dengan Keputusan Presiden nomor 36 tahun 2009 tentang Tim Nasional Pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Hasil rapat gabungan itu mengacu pada Pre-Feasibilty Study (studi kelayakan) yang dilakukan oleh kontraktor penggagas utama yaitu PT Bangungraha Sejahtera. Satu persatu rencana awal seperti jalur kereta api, saluran pipa untuk gas, air dan listrik mulai menjadi acuan.
"Itu hasil pre-feasibility kita," ujar Direktur PT Bangungraha Sejahtera Agung Prabowo kepada VIVAnews Selasa 30 November 2010.
Perusahaan di bawah group Artha Graha milik taipan Tomy Winata ini bertekad untuk mewujudkan mimpi membangun jembatan terpanjang di dunia. Pembangunan jembatan itu dilakukan bersama-sama konsorsium swasta yang diajak bergabung setelah Feasibility Study selesai.
"Kita jalankan ini bersama-sama semua komponen bangsa," ujarnya.
Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa, jembatan sepanjang 29 kilometer itu diperkirakan memakan dana hingga Rp140 triliun. Anggaran itu termasuk dana untuk membangun kereta api dengan jalur ganda.
Pelaksanaanya hanya tinggal menunggu Keputusan Presiden (Keppres). "Kita sudah berada di ujung pembangunan," katanya.
Menurut Hatta, saat ini semua perangkat yang dibutuhkan untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda sudah selesai. Itu mencakup organisasi, personalia, keterpaduan pekerjaan dan pembentukan tiga kelompok kerja yang membidangi teknis dan lingkungan, pengembangan wilayah ekonomi, serta keamanan dan pendanaan.
Selanjutnya, pemerintah akan membentuk badan pengembangan kawasan Selat Sunda yang terdiri atas Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana. Badan pelaksana ini kemudian menunjuk sebuah Badan Usaha yang nantinya merealisasikan pembangunan jembatan.
Karena besarnya dana yang dibutuhkan, pemerintah berharap anggaran tersebut bisa didanai oleh kalangan swasta. Sedangkan, pemerintah Propinsi Banten dan Lampung akan menjadi mitra swasta.
Hatta berharap pondasi jembatan yang akan menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra tersebut bisa mulai dibangun pada 2013 atau 2014 oleh para teknisi Indonesia dan selesai dibangun pada 2020.
"Ini diharapkan putra otak (insinyur) Indonesia, tenaganya Indonesia, karena ini ikon kebangkitan kita yang juga mampu membangun jembatan terpanjang di dunia," kata Hatta. Harapannya jembatan ini jadi ikon layaknya Golden Gate Bridge di San Francisco dan Sydney Harbour Bridge di Australia.
Selain menggunakan teknisi Indonesia, menurut Hatta, jembatan ini akan menggunakan teknologi terbaru, serta dipastikan dirancang dengan kekuatan bangunan bisa tahan gempa sampai 9 Skala Richter. "Detail teknologi bagaimana itu terlalu teknis, sekarang kita menuju akhir rencana pembangunan ini," ujar Hatta.
Namun, Agung R Prabowo mengungkapkan teknologi pembangunan jembatan ini akan mengadopsi Jembatan Selat Messina di Italia. "Teknologi ini pun sudah diterapkan di China," kata Agung.
Menurut Agung, untuk mendanai pembangunan tersebut, sejumlah investor menyatakan minatnya, khususnya dari China. "Yang sangat serius ada 4-5 perusahaan," kata dia. Namun, Agung belum dapat menyebutkan nama perusahaannya.
Sedangkan dari dalam negeri, sejumlah perusahaan juga tertarik seperti PT Jasa Marga Tbk dan PLN. Jasa Marga akan menangani jalan tol, sedangkan PLN membangun jaringan kabel. "Mereka (PLN) punya rencana membangun jaringan kabel di bawah laut. Tapi mereka ingin ikut dengan kami melalui proyek jembatan tersebut," kata dia. (hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar