Jumat, September 04, 2009

Riset Tanaman Tahan Kering

Deptan Kembangkan Riset Tanaman Tahan Kering
Menteri Pertanian Anton Apriyantono memantau barang kebutuhan pokok di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (21/8).

    SENIN, 31 AGUSTUS 2009 | 15:39 WIB

    JAKARTA,KOMPAS.com - Perubahan iklim yang akan mendatangkan kemarau berkepanjangan di Indonesia, diantisipasi oleh Departemen Pertanian dengan mengembangkan riset dan penelitian tentang teknik dan peningkatan kualitas tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan. Riset dan penelitian ini akan dilakukan Departemen Pertanian bekerjasama dengan sejumlah negara Timur Tengah yakni Maroko, Tunisia, dan Yordania.

    Hal ini dikemukakan Menteri Pertanian Anton Apriantono setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin (31/8) usai memimpin Delegasi RI dalam kunjungan kerja ke ketiga negara tersebut yang berlangsung dari 23-28 Agustus 2009.

    Anton mengemukakan, perubahan iklim global masih akan menghantui pertanian Indonesia dengan ancaman kekeringan yang berkepanjangan. Karena itu ia menilai penting agar melalui kerjasama penelitian dengan negara-negara tersebut, dapat semakin dikembangkan teknik-teknik penanaman dan peningkatan kualitas tanaman pangan yang lebih tahan air.

    "Ketiga negara tersebut terbukti mampu menghasilkan pangan-pangan berkualitas dengan kondisi cuaca yang sangat kering," terangnya. Di Maroko, Departemen pertanian sepakat untuk melakukan kerjasama pengiriman tenaga ahli untuk mempelajari program pertanian tahan kekeringan di negara tersebut.

    Dalam hasil kunjungannya ke Institut Agronomique et Veterinaire Hasan II Rabat Maroko, Anton Apriantono menjelaskan bahwa meski curah hujan di Maroko hanya 200-300 mm, namun negara tersebut mampu memproduksi sereal khusunya gandum di lahan seluas 5 juta hektar dan memproduksi berbagai hortikultura yang diekspor ke Eropa. "Kita akan kirim tenaga ahli untuk menjajaki kerjasama dengan institute ini,"

    Kerjasama serupa juga akan dilakukan dengan Pemerintah Yordania. Dengan negara penghasil potasium tersebut, Departemen Pertanian akan menjalin kerjasama untuk penelitian pengembangan varietas tanaman-tanaman tropis yang lebih tahan kekeringan. Dalam kerja sama tersebut Departemen Pertanian RI juga menandatangani nota kesepakatan kerjasam dengan Departemen Pertanian Jordania yang antara lain mengadakan kerjasama dalam pengembangan peluang ekspor di kedua negara.

    Indonesia akan meningkatkan intensitas ekspor untuk produk rempah-rempah, kopi, teh, dan coklat. Sementara Jordania akan meningkatkan ekspor berupa hortikultura dan minyak zaitun. "Untuk pelaksanaan teknisnya nanti akan diatur melalui pembentukan Technical Comittee kerjasama bilateral sektor pertanian," pungkas Anton.


    C11-09

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar