JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 29 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari berbagai fraksi (kecuali Fraksi Partai Demokrat), menyatakan keprihatinan atas pengucuran dana talangan Rp 6,7 triliun untuk penyelamatan Bank Century. Salah satu anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa, Effendi Choirie, mengatakan, persoalan Bank Century ini dapat disebut sebagai tragedi nasional.
"Kasus Century ini tragedi nasional, karena uang rakyat disalahgunakan oleh negara. Bagaimana bisa, pemerintah dan Bank Indonesia mengucurkan dana sebesar itu untuk bank yang bodong dan tidak kita kenal," ungkap pria yang akrab disapa Gus Choi ini, dalam jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (4/9).
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Komisi Keuangan dan Perbankan, menurut Gus Choi, selama ini pemerintah tidak pernah terbuka kepada DPR tentang besaran biaya yang dibutuhkan untuk menyelamatkan Bank Century.
"Katanya, awalnya angka yang disepakati pemerintah dan DPR sebesar Rp 1,3 triliun. Namun, LPS ternyata mengucurkan dana pernyertaan modal hingga Rp 6,7 triliun. Tapi yang kami dengar bahkan yang dikucurkan sebenarnya mencapai 9 triliun," ujar Gus Choi.
Tindakan pengambilalihan kasus Bank Century oleh pemerintah dinilai tidak disertai dengan kondisi yang membenarkan langkah penyelamatan Perbankan seperti indikasi ancaman rush atau penarikan dana secara besar-besaran dan serentak. Mereka khawatir, kasus ini akan menjadi kasus seperti Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Ketika ditanya, langkah konkret apa yang akan dilakukan DPR, Gus Choi mengaku, waktu yang sempit untuk keanggotaan dewan saat ini membuat DPR tak bisa melakukan langkah apapun. "Kasus ini sebenarnya kelasnya bahkan bukan hanya interpelasi atau angket. Tapi masa tugas DPR saat ini hanya tinggal beberapa minggu. Sementara, untuk interpelasi atau angket butuh waktu panjang," kata dia.
KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar