VIVAnews- Kepala Ekonom PT Mandiri Sekuritas, Destri Damayanti, menilai langkah bank sentralmenaikkan BI Rate merupakan keputusan dilematis.
Menurut dia, kenaikan ini di luar ekspektasi meski sebelumnya banyak mendapat tekanan dari pasar. "Ini memang diluar ekspektasi, ini keputusan dilematis," kata dihubungi di Jakarta, Jumat, 4 Februari 2011.
Keputusan BI Rate ini tidak sejalan dengan konsistensi BI yang lebih fokus pada inflasi inti. Namun sesungguhnya juga masuk akal karena inflasi bahan pangan melonjak dalam dua bulan terakhir. Kenaikan BI Rate tersebut dipandang sebagai cara bank sentral untuk meredam ekspektasi inflasi. "Meski sebenarnya dari segi moneter masih bisa terkendali," jelas Destri.
Destri juga memperkirakan kenaikan suku bunga acuan akibat tekanan pasar. "Pasar tidak bisa dilawan," ujarnya.
Dari sisi perbankan, Destri menilai kenaikan BI Rate tidak akan langsung berpengaruh terhadap bunga kredit karena baru akan terjadi 3-6 bulan ke depan. Namun perbankan lebih dulu akan menaikkan bunga depositonya hingga 50 bps. "Tapi ini semua tergantung bank masing-masing," kata dia.
Sebelumnya, Senior Economist Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, berpendapat, kenaikan BI Rate diperlukan untuk memberi ekspektasi kepada pasar bahwa BI membantu pemerintah meredam ekspektasi inflasi. "Ekspektasi inflasi melonjak disebabkan inflasi pangan yang terus naik," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar