VIVAnews -- Gelombang aksi demokratisasi yang tak terbendung di Timur Tengah membuat pemerintah China ketar-ketir. Untuk mencegah 'penularan', pemerintah pada Minggu kemarin berusaha membungkam seruan revolusi lewat dunia maya dari sumber misterius, 'Jasmine Revolution' atau 'Revolusi Melati'.
Aparat keamanan menangkap sejumlah aktivis, menambah jumlah polisi di kalanan, dan menyensor internet untuk menghentikan seruan yang mengajak rakyat di Beijing, Shanghai, dan 11 kota utama lainnya bergerak. Rakyat diminta menyuarakan tuntutan. "Kami menuntut makanan, pekerjaan, rumah, dan keadilan", sebagai slogan yang mewakili keluhan rakyat kebanyakan.
Para aktivis mengaku tak tahu siapa di balik seruan 'Revolusi Melati' yang muncul kali pertamanya di situs berbahasa China berbasis di Amerika Serikat, Boxun.com.
Seruan melakukan aksi Sabtu lalu kurang menarik perhatian warga China. Namun, di Beijing, pria 25 tahun bernama Liu Xiaobai disergap polisi saat meletakkan bunga Melati di depan restoran cepat saji, McDonald's, yang disebut-sebut direncanakan sebagai lokasi protes, dan mengambil sejumlah foto di sana.
"Aku sangat ketakutan saat polisi mengambil ponselku. Aku hanya meletakkan sejumlah bunga putih. Apa yang salah dengan itu," kata Liu. "Aku warga negara biasa yang cinta damai."
Aparat keamanan sebelumnya berniat menangkap Liu, namun kerumunan wartawan mencegah penangkapan itu. Dua orang lainnya dibawa polisi, termasuk seorang berpakaian lusuh yang mengutuk dan berteriak menuntut pemerintah. Belum jelas apakah tindakannya itu terkait 'Revolusi Melati'. Penangkapan juga dilakukan di Shanghai.
Pada hari Minggu ini, pemerintah bertindak lebih jauh, merambah dunia maya. Pencarian untuk kata kunci 'melati' diblok di situs mikroblog mirip Twitter di China, Renren.com. Tak hanya itu, layanan pesan singkat lewat ponsel juga terganggu.
Sementara Boxun.com mengaku situsnya diserang hacker Sabtu lalu, setelah menayangkan panggilan protes.
Seruan 'Jasmine Revolution' muncul pasca pidato Presiden China, Hu Jintao di depan para petinggi, minta agar mereka "menyelesaikan masalah yang bisa merusak harmoni dan stabilitas masyarakat."
Seperti dilaporkan Xinhua, presiden juga minta politisi senior dan staf pemerintah untuk melayani masyarakat dan meningkatkan manajemen informasi internet "untuk mengarahkan opini publik." (AP)
Pelacakan dan Riset data, Kliping, File dan e Book, Informasi Aktual, dan tema informasi lainnya...
Minggu, Februari 20, 2011
China Blokir Kata 'Melati' dari Internet
China Blokir Kata 'Melati' dari Internet
MINGGU, 20 FEBRUARI 2011, 18:57 WIB
Elin Yunita Kristanti
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar