Tampilkan postingan dengan label Keamanan Nuklir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keamanan Nuklir. Tampilkan semua postingan

Rabu, April 14, 2010

RI Minta Peningkatan Pengawasan Nuklir Mandiri

Selasa, 13/04/2010 15:00 WIB
Laporan dari AS
RI Minta Peningkatan Pengawasan Nuklir Mandiri
Nograhany Widhi K - detikNews
Jakarta - Prakarsa global atas mekanisme pencegahan dan pengawasan bahan baku nuklir agar tidak disalahgunakan memang belum terbentuk. Indonesia meminta para negara di dunia meningkatkan kemampuan pengawasan mandiri terhadap bahan bahan baku nuklir yang dimilikinya. Negara maju diminta membantu teknologi meningkatkan kemampuan pengawasan itu.

"Kami sampaikan tentu kita memperkuat pelaksanaan secara konsisten dari 3 pilar dari Non Proliferation Treaty (NPT) yang umurnya sudah beberapa tahun. Tapi implementasinya kita dorong supaya 3 pilar bisa berjalan secara seimbang," ujar Wakil Presiden Boediono menyampaikan sikap Indonesia saat makan siang dengan Wapres AS Joe Biden dengan 12 negara Non Blok dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Nuklir.

Hal itu disampaikan Boediono dalam jumpa pers di Wisma Indonesia, 2700 Tilden Street NW, Washington DC, Senin (12/4/2010).

Sikap Gerakan Non-Blok (GNB) adalah mewujudkan pelucutan senjata nuklir secara total (a world without nuclear weapon) yang bersandar pada 3 pilar yang seimbang. Yakni pelucutan (nuclear disarmament), penghentian penyebaran senjata nuklir (nonproliferation of nuclear weapons) dan pemakaian nuklir untuk maksud-maksud damai (peaceful uses of nuclear energy).

Indonesia, imbuh Boediono, mendukung segala upaya untuk mengatasi terorisme di dunia. Termasuk terorisme yang dikhawatirkan menggunakan bahan baku nuklir, seperti kekhawatiran AS selama ini. Sambil menunggu kesepakatan dunia atas mekanisme pengawasan bahan baku nuklir terbentuk, untuk mencegah agar bahan baku nuklir tak jatuh ke tangan pihak yang salah, negara maju bisa berperan aktif membantu negara berkembang untuk mengawasi bahan baku nuklir yang dimilikinya secara mandiri.

"Kita katakan alangkah baiknya negara maju, terutama AS, mengambil prakarsa mencari jalan praktis yang bisa dilakukan. Adalah memperkuat kemampuan kapasitas masing-masing negara untuk melakukan pengawasan mengenai pertukaran arus material di dalam negeri masing-masing. Diberi saja teknologi untuk melakukan pengawasan negeri kita sendiri, sambil menunggu kesepakatan aturan global. Itu paling cepat, supaya tidak memakan waktu," jelasnya.

Pertemuan dengan Biden, imbuhnya, dilakukan dengan suasana santai. "Pak Biden memang tuan rumah yang bagus juga," jelas Boediono yang akan melanjutkan working dinner dengan Obama Senin malam.

Biden dalam jamuan makan siang ini hanya mengundang makan siang 12 dari 17 negara GNB. India dan Pakistan tidak mengikuti jamuan makan siang karena bukan pihak yang mengikuti NPT. Sedangkan Singapura, Yordania, dan Uni Emirat Arab tidak ikut dalam jamuan makan siang itu.

(nwk/gah)

Dunia Sepakat Perkuat Peran IAEA Awasi Penggunaan Bahan Baku Nuklir

Rabu, 14/04/2010 19:47 WIB
Laporan dari Washington DC
Dunia Sepakat Perkuat Peran IAEA Awasi Penggunaan Bahan Baku Nuklir
Nograhany Widhi K - detikNews

Washington - Dunia sepakat memperkuat peran International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk mengawasi penggunaan bahan-bahan nuklir di seluruh dunia. Pemanfaatan nuklir untuk tujuan damai juga tidak akan dibatasi.

"Akhirnya menuju kepada pertama, instansi yangh sangat strategis di bidang ini, IAEA, akan diperkuat. Dan ini sesuai dengan keinginan banyak negara untuk mengawasi secara tekmnis dan menjangkau banyak negara,” ujar Wakil Presiden Boediono saat menyampaikan hasil KTT Keamanan Nuklir.

Hal itu disampaikan Boediono dalam jumpa pers di Hotel Fairmont, 2401 M Street Northwest, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (13/4/2010) sebagaimana dilaporkan reporter detikcom Nograhany Widhi K yang mengikuti rombongan.

Negara-negara di dunia, juga akan memikirkan bagaimana pembiayaan untuk meningkatkan peran vital IAEA itu. Selain itu, penggunaan nuklir untuk tujuan damai tidak akan dibatasi.

“Bahkan ada arah negara-negara lebih maju bersedia untuk membantu negara berkembang bagaimana mengembangkan teknologi nuklir untuk kesehatan, tapi semuanya dalam sistem keselamatan. Ini saya kira baik, kalau ini dihambat akan merugikan kita semua,” jelasnya.

Indonesia, imbuhnya, tetap menekankan sikap negara Gerakan Non Blok (GNB) yaitu menuju dunia tanpa senjata nuklir (a world without nuclear weapon) yang bertumpu pada 3 pilar. 3 Pilar itu yaitu pelucutan (nuclear disarmament), penghentian pengembangan senjata nuklir (nonproliferation), dan penggunaan nuklir untuk tujuan damai.

“Non Proliferation Treaty (NPT) tetap dijaga sambil kita laksanakan pilar tambahan keamanan teknologi nuklir. Ini yang sudah disepakati dan sudah jadi kesepakatan umum dari kita yang ikut,” jelasnya.

Sebelumnya, Obama dalam KTT itu mengajak para kepala untuk menjaga keamanan bahan baku nuklirnya agar tidak jatuh ke tangan teroris. Menurut Obama, kepemilikan plutonium yang tidak lebih besar dari sebuah apel akan bisa meledakkan kekerasan dan menyebabkan ribuan akibat.

“Jaringan teroris seperti Al Qaeda telah mencoba mendapatkan bahan baku untuk senjata nuklir. Dan jika mereka berhasil, mereka akan menggunakannya,” tegas Obama di tempat KTT, Washington Convention Center.

“Jika mereka menggunakannya, akan terjadi bencana besar laten di dunia. Menyebabkan kehilangan nyawa yang luar biasa dan menimbulkan kekhawatiran besar untuk perdamaian dan stabilitas dunia,” jelas Obama.

Beberapa negara, termasuk Ukraina, Meksiko dan Kanada menyatakan akan menghentikan pengayaan uranium sebagai langkah maju agar kelompok teroris semakin sulit untu mencuri atau memiliki bahan baku kunci untuk membuat senjata nuklir. Sementara Rusia dan AS menandatangani kesepakatan untuk mengurangi berton-ton plutonium mereka yang bisa menjadi senjata nuklir.

KTT juga memberikan perhatian terhadap Iran dan Korea Utara serta beberapa negara lain yang telah berhasil mengembangkan senjata nuklir. Kedua negara tersebut tidak diundang dalam KTT yang diprakarsai Obama ini.

KTT Keamanan Nuklir yang selanjutnya akan diadakan pada tahun 2012 di Korea Selatan.

(nwk/nrl)