Minggu, Maret 18, 2012

Wacana Hedging Minyak Dinilai Berbahaya

Sabtu, 17/03/2012 17:28 WIB
Wacana Hedging Minyak Dinilai Berbahaya  
Feby Dwi Sutianto - detikFinance 

Jakarta - Wacana pemerintah untuk menerapkan sistem lindung nilai atau hedging terhadap minyak dengan harga impor pada tahun 2013 ditanggapi negatif oleh pengamat perminyakan, Dirgo D Purbo. 
Menurutnya, wacana penerapan hedging untuk minyak impor sangat berbahaya karena harga minyak dunia sulit diprediksi. Ia memberi contoh, jika pemerintah menerapkan hedging terhadap harga minyak saat ini, bisa saja dalam beberapa waktu melonjak di luar prediksi.

"itu bahaya sekali, dari perspketif ekonomi itu sangat bahaya karena kita enggak pernah tahu berapa harga minyak ke depan. Saya khawatir kalau itu di-hedge dalam harga tertentu misalnya US$ 110, itu setelah di-hedge kemudian harganya US$ 200 dolar," katanya usai acara diskusi di resto Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/3/2012), 

Saat ini, Indonesia sudah sangat tergantung terhadap impor minyak dari luar negeri. Sehingga jika terjadi gejolak di luar negeri bisa berdampak terhadap kenaikan harga minyak dalam negeri.

"Kan sekarang kita sudah punya ketergantungan impor 60%," imbuhnya.

Dirgo juga memberikan contoh, seperti dampak hedging harga minyak yang dilakukan Meksiko, waktu itu harga minyak di Meksiko US$ 18, Amerika men-hedge US$ 12 untuk 8 tahun. Sehingga waktu itu Meksiko merugi US$ 6 per barel selama 8 tahun yang produksinya saat itu 2,8 juta bph.

Ia juga menyoroti budaya masyarakat Indonesia yang suka menggunakan energi seenaknya yang bisa berdampak terhadap konsumsi BBM terus melonjak. 

"Budaya kita kan tidak ada efisiensi energi, kita kan pakai energi suka-suka kita. Kehidupan kita sehari-hari kan kesannya selalu tersedia energi murah di mana-mana, tapi kita tidak melakukan penggunaan energinya seefisien mungkin," pungkasnya.

(ang/ang) 


http://finance.detik.com/read/2012/03/17/172858/1869994/1034/wacana-hedging-minyak-dinilai-berbahaya?f9911023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar