SINGAPURA. Ancaman resesi global akan menghantui perekonomian dunia hingga lima tahun ke depan. Badai besar bencana fiskal yang memukul Amerika Serikat (AS), restrukturisasi utang yang terus melilit Eropa, stagnasi ekonomi Jepang, dan pelambatan ekonomi di China, bakal mendorong dunia memasuki babak baru resesi berkepanjangan.
Ini ramalan terbaru Nouriel Roubini, profesor ekonomi dari Universitas New York. Roubini sebelumnya secara akurat meramal bencanasubprime mortgage di AS tahun 2005 dan kehancuran finansial dunia tahun 2007-2009. Kini ia meramal, puncak krisis akan terjadi 2013. "Seluruh variabel ekonomi menunjukkan kekhawatiran dan kerentanan," kata Roubini, dalam ceramahnya di Singapura, Senin (13/6).
Bursa saham di seluruh dunia misalnya, praktis sudah lemas. Sejak Mei lalu, dana yang cabut sudah mencapai US$ 3,3 triliun.
Menurut hitungannya, pelemahan pasar finansial dunia bakal mencapai konvergensi atau pertemuan pada suatu titik baru pada 2013. "Semua elemen risiko bakal bertemu di tahun itu," katanya.
Pasca 2013, model dinamika ekonomi global bakal kepayahan mengikuti perkembangan negatif yang terjadi. Dunia sudah tidak bisa lagi mengandalkan AS sebagai penggerak ekonomi dunia. Malah, kebijakan AS, yang masih berjuang lepas dari lilitan defisit fiskal dan stagnasi pertumbuhan domestik, bakal menimbulkan gangguan pada ekonomi negara lain.
Repotnya, "kuda" lain penggerak ekonomi dunia, seperti Eropa dan Jepang, masih terus direpotkan urusan domestik masing-masing. Sementara China, dinilai tidak memiliki keinginan memikul tanggung jawab mendorong ekonomi dunia. Selama ini, kebijakan Pemerintah China hanya bertujuan melindungi ekonomi dalam negerinya. Adapun India dan Brasil, belum cukup kuat sebagai penarik gerbong ekonomi global.
Karena itu, Roubini menyebut, filosofi ekonomi pasca 2013 adalah zero sum game. Keuntungan satu negara berarti kerugian untuk negara lain. Ia meramal, konflik dalam hubungan internasional akan semakin marak. "Sulit berkoordinasi di kebijakan makro, regulasi finansial dan perdagangan," katanya.
Baik, meski masih pucat
Roubini menilai, bisa saja perhitungan konvergensi resiko yang memuncak itu tidak terjadi pada tahun 2013. "Ekonomi global bisa baik-baik saja sampai 2013, meski kondisinya masih pucat," ungkapnya.
Ekonom kelahiran Turki tersebut menjadi terkenal karena kesuksesannya jauh-jauh hari meramal beberapa krisis ekonomi global. Mantan profesornya di Harvard, Jeffrey Sachs, mengakui, bakat intuisi dan kemampuan perhitungan matematika Roubini sejak dulu. Sementara peraih Nobel Ekonomi, Paul Krugman, menilai, ramalan Roubini sangat jarang meleset.
Bisa jadi, ramalan kali ini juga menjadi kenyataan. Kemarin, di hari yang sama dengan saaat Roubini merilis ramalan, Bank Sentral China merilis data penyaluran kredit bulan Mei lalu turun dari 650 miliar yuan menjadi Y 551 miliar yuan. Ini sesuai kebijakan bank sentral menaikkan bunga untuk menahan pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi.
Di saat bersamaan, aktivitas pembelian mesin industri di Jepang, yang selama ini meningkat, malah turun 3,3%. Meski kecil, ini mengkhawatirkan. "Ini gejala awal pertumbuhan bakal melambat," kata Junko Nishioka, Analis RBS Securities Tokyo.
http://internasional.kontan.co.id/v2/read/1308017889/70124/Resesi-global-memuncak-di-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar