Minggu, Juli 31, 2011

Indonesia Sulit Produksi 1,3 Juta Ton Garam 'Anti Gondok'

Minggu, 31/07/2011 16:08 WIB
Indonesia Sulit Produksi 1,3 Juta Ton Garam 'Anti Gondok'
Suhendra - detikFinance

Jakarta - Kementerian Perindustrian menargetkan produksi garam petani tahun ini menembus 1,3 juta ton. Para produsen garam beryodium mengaku siap akan menyerap produksi garam tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Sekjen Asosiasi Produsen Garam Konsumsi Beryodium (Aprogakop) Tanu Wikodhiono kepada detikFinance, Minggu (31/7/2011)

"Kemarin kita habis meeting, bahan soal produksi garam untuk tahun 2011 akan ada panen 1.300.000 ton, itu memang masih di atas kertas. Kira-kira bisa diserap nggak oleh pedagang, dari hasil rapat itu mereka bilang sanggup terserap semua. Selama ini garam keluar langsung dijual habis, mana ada yang nggak laku," katanya.

Terlepas dari itu, Tanu menuturkan beberapa fakta bahwa saat ini produksi garam masih belum optimal. Hingga akhir Juli 2011 kondisi cuaca masih menunjukan curah hujan yang tinggi padahal dalam keadaan normal bulan Mei seharusnya sudah terjadi panas. "Kita prediksi susah dengan cuaca seperti ini," katanya.

Ia menuturkan meski garam konsumsi rumah tangga yang dibuat oleh petani ditargetkan 1,3 juta ton, namun itu masih jauh dari kebutuhan. Kebutuhan garam untuk konsumsi tahun ini saja bisa mencapai 1,5 juta ton.

"Kebutuhan garam nasional per bulan 130-150.000 ton per bulan itu untuk rumah tangga, industri es, pabrik kulit, jadi nggak cukup, kebutuhan konsumsi dan industri kecil, kita perhitungkan 1,5 juta ton, walaupun bisa produksi 1,3 juta ton, masih harus impor 260.000 ton," katanya.

Tanu menambahkan ada sisi positif terkait kebutuhan garam dan cadangan garam nasional. Selama ini suplai tak menjadi masalah berarti, termasuk daerah polosok di Papua. Wilayah terpencil tak pernah mengalami kekurangan garam.

"Kalau garam ini sampai di Papua dan pelosok dan pedalaman tak pernah kekurangan garam berarti suplainya sangat bagus distribusinya juga,"katanya.

Sementara dari sisi harga di petani, posisi garam kini sudah membaik untuk K-1 yang dihargai Rp 750 per Kg dan K-2 dihargai Rp 550 per Kg.

Produksi garam nasional di 2010 hanya terealisasi 3,27% dari target 1,3 juta ton karena tingginya curah hujan. Sebagai gambaran pada 2009 produksi garam nasional hanya mencapai 1.265.600 ton, masih jauh lebih rendah dari kebutuhan garam sebesar 2.865.600 ton pada waktu itu diantaranya untuk industri besar, perminyakan, konsumsi rumah tangga dan industri kecil.


(hen/wep)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar