Kamis, November 26, 2009

Dolar Melemah, Saham di Asia pun Merosot

Dolar Melemah, Saham di Asia pun Merosot
Nilai ekspor para perusahaan Asia, yang dihitung dalam mata uang dolar, ikut terperosok
KAMIS, 26 NOVEMBER 2009, 14:57 WIB
Renne R.A Kawilarang, Harriska Farida Adiati
Kegelisahan para pialang di bursa saham Tokyo (AP Photo/Katsumi Kasahara)

VIVAnews - Indeks harga saham di sejumlah bursa utama Asia ditutup melemah di akhir perdagangan Rabu sore, 25 November 2009. Sejumlah laporan menggembirakan dari Amerika Serikat (AS) gagal membangkitkan sentimen investor Asia.


Indeks Nikkei 225 (Jepang) turun 58,40 poin (0,6 persen) menjadi 9.383,24 dan indeks Hang Seng (Hong Kong) jatuh 242,19 poin (1,1 persen) menjadi 22.369,61. Di China, indeks acuan Shanghai jatuh 68,81 poin (2,1 persen) menjadi 3.222,25. Penurunan juga terjadi di bursa Australia, Singapura, dan Taiwan.

Nilai tukar dolar terhadap yen mencapai rekor terendah dalam 14 tahun terakhir. Sedangkan harga emas mencapai rekor tertinggi US$1.196,8 per ons karena investor semakin menggunakan komoditas sebagai penahan dari nilai dolar yang melemah.

Kekhawatiran terhadap melemahnya dolar akan terus berlangsung menyusul indikasi bahwa AS tampaknya tidak terlalu mencemaskan penurunan nilai mata uangnya dan akan menjaga tingkat suku bunga tetap berada pada level rendah selama beberapa waktu.

Faktor tersebut membuat dolar merosot menjadi 86,27 yen per dolar yang merupakan level terendah sejak Juli 1995. Mata uang Jepang yang menguat itu kemudian berdampak pada penurunan saham-saham perusahaan eksportir seperti Toyota dan Canon yang profit dan penjualan mereka terpukul oleh penguatan yen.

Penurunan dolar memang merupakan pukulan bagi perusahaan di Asia yang mengandalkan sebagian besar pendapatan mereka dari hasil ekspor. Nilai ekspor mereka, yang dihitung dalam mata uang dolar, justru ikut terperosok. (AP)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar