Minggu, Mei 08, 2011

Kisruh Media Centre KTT ASEAN: Tifatul dan Sudi Saling Lempar Tanggung Jawab

Kisruh Media Centre KTT ASEAN: Tifatul dan Sudi Saling Lempar Tanggung Jawab

INILAH.COM, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring saling lempar tanggung jawab terkait media centre yang tidak sesuai dengan standar Internasional di Jakarta Convention Centre (JCC), tempat berlangsungnya Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-18.

"Setneg tidak pernah mengeluarkan keputusan untuk membuat media centre dalam bentuk tenda seperti yang sekarang. Urusan media centre sepenuhnya tanggung jawab Menkominfo," kata Sudi di Istana, Jakarta, Kamis (5/5/2011).

Menurut Sudi, kondisi media centre seperti ini sangat memalukan. Sebagai tuan rumah yang baik, sudah seharusnya panitia menyediakan media centre yang memadai bagi wartawan dunia yang meliput kegiatan itu. "Kalau sampai memunculkan banyak keluhan karena fasilitas dan kondisi media centre yang seperti sekarang ini, itu sangat memalukan," ujarnya.

Sementara Tifatul mengatakan media centre yang menggunakan tenda itu diatur oleh pihak Setneg. "Soal sempitnya ruangan itu karena memang kami dapat jatahnya dari Setneg cuma segitu," ujarnya.

Padahal, menurut pihak Setneg, Kemenkominfo sempat ditawari Hall A dan B untuk media centre namun menolaknya. Tifatul membantah pernah menolak tawaran itu. "Tidak, tidak, kita dari awal hanya dikasih tempat itu. Bisa dicek ke Setneg," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan, media centre yang akan menjadi pusat kerja dan tempat berkumpulnya jurnalis dunia selamapenyelenggaraan KTT ASEAN ke-18 itu ditempatkan di luar gedung JCC. Tempatnya juga berupa tenda kecil dengan 90 buah unit komputer. Fasilitas yang tersedia juga sangat minim, bahkan steker listrik pun tidak tersedia.

Fasilitas seperti itu tidak lazim untuk konferensi sekelas KTT. Biasanya, media centre berada di sekitar ruangan sidang atau paling tidak berada dalam satu gedung. Fasilitas yang selalu tersedia adalah komputer untuk berbagai keperluan, seperti menulis berita, laporan, mencetak naskah, dan lain-lain.

Selain itu, komputer tersebut selalu terhubung dengan internet selama 24 jam. Tersedia pula akses internet gratis untuk jurnalis yang menggunakan notebook atau perangkat mobile lainnya. Akses internet juga disediakan bagi jurnalis dari media elektronik dalam kecepatan yang lebih tinggi agar mereka bisa mengirim data dalam jumlah besar dengan cepat. Di beberapa negara, khusus untuk jurnalis televisi, akses internet tidak digratiskan.

Di dalam ruangan media centre itu juga biasanya disediakan layar raksasa atau sejumlah televisi yang menayangkan kegiatan sidang secara langsung. Media centre juga menyediakan informasi, naskah pidato, dan hasil-hasil sidang dalam bentuk cetakan maupun digital. Materi seperti itu tersedia setiap saat dalam berbagaibahasa. Biasanya, dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Arab,Jepang, China, dll. [tjs]

http://id.berita.yahoo.com/kisruh-media-centre-ktt-asean-tifatul-dan-sudi-150000770.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar