Sengketa Pegawai, Qantas Berhenti Beroperasi
Seluruh jadwal penerbangan domestik dan internasional tidak bisa dilayani Qantas hari ini.
SABTU, 29 OKTOBER 2011, 16:45 WIB
Syahid Latif
VIVAnews - Tak hanya maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, yang sempat terancam berhenti beroperasi akibat pemogokan pegawai, maskapai penerbangan Australia, Qantas Airways, juga mengalaminya. Manajemen memutuskan mengandangkan seluruh pesawatnya akibat sengketa yang terjadi dengan para pegawainya.
Dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan, Qantas memutuskan untuk merumahkan seluruh pegawainya terhitung Senin malam akibat perselisihan. Keputusan itu tentu saja membuat para penumpang 'terdampar' di negara yang banyak dikunjungi pelancong itu.
Serikat pekerja, mulai dari pilot hingga pegawai katering, telah menggelar aksi demonstrasi sejak September lalu. Selain tuntutan pembayaran lebih, para pegawai juga meminta manajemen untuk memangkas biaya yang terus meningkat.
"Mereka merusak strategi dan brand perusahaan. Mereka secara sengaja telah membuat instabilitas perusahaan. Konsumen kini kabur dari kami," kata Chief Executive Qantas Alan Joyce dalam pernyataannya seperti dikutip Reuters, Sabtu, 29 Oktober 2011.
Joyce menilai, selain tuntutan gaji yang mustahil dipenuhi, aksi para serikat pekerja itu telah mendikte manajemen dalam menjalankan perusahaan.
Akibat penghentian seluruh penerbangan domestik dan internasional ini, Qantas memperkirakan kerugian yang ditelan perusahaan bisa mencapai 20 juta dolar Australia.
Kerugian aksi demonstrasi yang dilakukan para pegawai Qantas ini merupakan yang terburuk sejak tahun 2008. Kala itu aksi demonstrasi para teknisi menyebabkan kerugian Qantas mencapai 130 juta dolar Australia.
"Saya prihatin dengan apa yang terjadi dengan masa depan Qantas. pemerintah berupaya menyodorkan aplikasi Fair Work Australia (semacam pengadilan industrial) untuk menyelesaikan masalah industrial di Qantas," kata Menteri Transportasi Australia Anthony Albanese.
Penghentian operasional Qantas ini, dilakukan di tengah musim kedatangan wisatawan yang ditaksir mencapai 1.000 pengunjung. Para pelancong ini umumnya hendak menghadiri perlombaan balap kuda Melbourne Cup.
Diperkirakan sebanyak 70 ribu penumpang dan 600 jadwal penerbangan akan terpengaruh akibat keputusan penghentian operasional ini. Dilaporkan juga sejumlah penumpang sudah ada di dalam pesawat ketika pengumuman penghentian operasional Qantas ini diumumkan, Sabtu.
"Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan ini betul-betul pembajakan terhadap negara," ujar Australian and International Pilots Association, Barry Jackson kepada Sky News. (umi)
• VIVAnewsDalam sebuah pengumuman yang mengejutkan, Qantas memutuskan untuk merumahkan seluruh pegawainya terhitung Senin malam akibat perselisihan. Keputusan itu tentu saja membuat para penumpang 'terdampar' di negara yang banyak dikunjungi pelancong itu.
Serikat pekerja, mulai dari pilot hingga pegawai katering, telah menggelar aksi demonstrasi sejak September lalu. Selain tuntutan pembayaran lebih, para pegawai juga meminta manajemen untuk memangkas biaya yang terus meningkat.
"Mereka merusak strategi dan brand perusahaan. Mereka secara sengaja telah membuat instabilitas perusahaan. Konsumen kini kabur dari kami," kata Chief Executive Qantas Alan Joyce dalam pernyataannya seperti dikutip Reuters, Sabtu, 29 Oktober 2011.
Joyce menilai, selain tuntutan gaji yang mustahil dipenuhi, aksi para serikat pekerja itu telah mendikte manajemen dalam menjalankan perusahaan.
Akibat penghentian seluruh penerbangan domestik dan internasional ini, Qantas memperkirakan kerugian yang ditelan perusahaan bisa mencapai 20 juta dolar Australia.
Kerugian aksi demonstrasi yang dilakukan para pegawai Qantas ini merupakan yang terburuk sejak tahun 2008. Kala itu aksi demonstrasi para teknisi menyebabkan kerugian Qantas mencapai 130 juta dolar Australia.
"Saya prihatin dengan apa yang terjadi dengan masa depan Qantas. pemerintah berupaya menyodorkan aplikasi Fair Work Australia (semacam pengadilan industrial) untuk menyelesaikan masalah industrial di Qantas," kata Menteri Transportasi Australia Anthony Albanese.
Penghentian operasional Qantas ini, dilakukan di tengah musim kedatangan wisatawan yang ditaksir mencapai 1.000 pengunjung. Para pelancong ini umumnya hendak menghadiri perlombaan balap kuda Melbourne Cup.
Diperkirakan sebanyak 70 ribu penumpang dan 600 jadwal penerbangan akan terpengaruh akibat keputusan penghentian operasional ini. Dilaporkan juga sejumlah penumpang sudah ada di dalam pesawat ketika pengumuman penghentian operasional Qantas ini diumumkan, Sabtu.
"Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya, dan ini betul-betul pembajakan terhadap negara," ujar Australian and International Pilots Association, Barry Jackson kepada Sky News. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar